Ini Profil Sembilan Perempuan Pansel KPK

Mengapa Jokowi Pilih Perempuan sebagai Anggota Pansel KPK?
Sumber :
  • VIVA.co.id/Christina Nila
VIVA.co.id
Pansel Calon Pimpinan KPK Bantah Tidak Transparan
- Presiden Joko Widodo telah memilih sembilan orang perempuan untuk menjadi panitia seleksi komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sejumlah nama ini dikenal sudah punya reputasi tinggi di bidang masing-masing dan bukan nama baru di Indonesia.

Politikus PDIP: Kalau Capim Memble, Jangan Salahkan KPK

Siapa saja mereka? Dikutip dari berbagai pranala, berikut profil singkatnya:
Tak Ada Calon dari Kejaksaan, DPR Panggil Pansel KPK


Destri Damayanti (Ketua)

Ahli ekonomi dan keuangan ini menjabat Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk. Sebelum bergabung ke Bank Mandiri, ia adalah chief Economist Mandiri Sekuritas.


Destri juga diketahui pernah menjadi asisten peneliti di Harvard Institute for International Development pada tahun 1999. Ia juga pernah menjadi penasihat ekonomi untuk Kedutaan Inggris Jakarta pada tahun 2000.


Enny Nurbaningsih (Wakil ketua)

Pengajar bidang Hukum Tata Negara di Universitas Gajah Mada Yogyakarta  ini pernah menjadi tim seleksi anggota KPU Yogyakarta pada tahun 2001. Ia juga diketahui pernah menjadi tim regulasi peraturan Pemilu Kota Yogya pada tahun 2006.


Harkristuti Harkrisnowo (Anggota)

Perempuan kelahiran Bogor, 25 Januari 1956, dikenal sebagai seorang yang sangat memperhatikan masalah hak asasi manusia. Ia pun pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum di Kementerian Hukum dan HAM sebelumnya akhirnya dimutasi oleh MenkumHAM Yasonna Laoli menjadi Kepala Badan Pengembangan SUmber Daya Manusia.


Betti Alisjahbana (Anggota)

Perempuan kelahiran Bandung 2 Agustus 1960 ini adalah perempuan pertama di Asia Pasifik yang menduduki jabatan sebagai Presiden Direktur IBM pada tahun 2000. Penggagas berdirinya PT Quantum Business International yang bergerak di industri kreatif ini terakhir diketahui ditunjuk sebagai Komisaris Independen PT Garuda Indonesia Tbk.


Yenti Ganarsih (Anggota)

Perempuan kelahiran Sukabumi, 11 Januari 1959 ini, adalah doktor pertama di Indonesia yang memiliki spesialisasi di bidang pencucian uang. Pengajar Universitas Trisakti ini diketahui sejak mudanya adalah seorang model dan pandai dalam menari Jawa. Kiprahnya sempat populer saat menjadi saksi ahli jaksa dalam pengungkapan kasus polisi pemilik rekening gendut Labora Sitorus.


Supra Wimbarti (Anggota)

Dekan fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada ini diketahui berpengalaman menjadi reviewer Dikti dan Reviewer World Bank. Diketahui juga Doktor lulusan University of Southern California United States, dikenal ahli dalam bidang psikologi.


Natalia Subagyo (Anggota)

Perempuan yang didaulat menjadi Ketua Dewan Transparansi Internasional Indonesia (TII) ini menjadi wanita pertama dalam tim sembilan yang menangani kisruh sepakbola Indonesia. Ia diketahui piawai dalam bidang tata kelola pemerintahan dan birokrasi.


Diani Sadiawati (Anggota)

Perempuan kelahiran tahun 1962 ini diketahui kini menjabat sebagai Direktur Analisa Peraturan Perundangan Bappenas. Lulusan University of Leiden bidang Public International Law ini dikenal sebagai perempuan enerjik dan memiliki banyak kesibukan. Meski begitu, ia tetap dikenal keluarga sebagai ibu yang mahir memasak.


Meuthia Ganie Rochman (Anggota)

Ahli sosiologi organisasi dari Universitas Indonesia ini pernah bertahun-tahun melakukan penelitian terhadap organisasi masyarakat sipil di seluruh Indonesia. Ia juga kerap menulis buku, salah satunya adalah berjudul Sosiologi Korupsi yang diterbitkannya pada awal tahun 2015 lalu. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya