Wali Kota Bekasi Desak Kasus Beras Palsu Diusut Tuntas

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi
Sumber :
  • VIVA/Erik Hamzah
VIVA.co.id
Ingat Heboh Beras Plastik, Ini Update Kasusnya
- Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, meminta pihak berwenang segera melakukan proses hukum terkait temuan beras palsu mengandung senyawa berbahaya.

Awas! Beras Palsu Dijual di Supermarket

"Yang paling bertanggungjawab, adalah oknum yang menyalahgunakan distribusi beras ke Kota Bekasi," ujarnya dalam konfrensi pers di Pemkot Bekasi, Kamis 21 Mei 2015.
UI dan IPB Dinilai Relatif Independen Uji Beras Plastik


Beras yang masuk ke Kota Bekasi, kata dia, sudah ada regulasinya. Untuk itu, terkait adanya temuan ini pihaknya sudah mengadu ke Gubernur Jawa Barat dan Kementerian Dalam Negeri. "Kalau ada temuan ini, berarti alur distribusinya yang tidak sesuai. Makanya kita sudah lapor. Kami (Pemkot Bekasi) tidak memiliki kompetensi untuk mengeluarkan izin barang impor yang masuk," katanya.


Tidak menutup kemungkinan temuan beras palsu ini juga terjadi di daerah lainnya. Apalagi beras dikirim dalam jumlah besar, hanya berdasarkan pesanan melalui telpon. "Kami sudah lapor kasus ini ke Polresta Bekasi Kota dan Kejari Bekasi," ujarnya.


Dalam kesempatan ini, Rahmat juga meminta semua dinas terkait di lingkungan Pemkot Bekasi untuk terus melakukan sosialisasi yang masif. Agar, masyarakat tahu perbedaaan antara beras asli dengan palsu.


"Kemungkinan beras dioplos, siapa pelakunya itu tugas polisi mencari tahu. Kami juga minta penyidik PPNS untuk membantu. Dinas Pasar saya harap, segera membuat edaran ke pedagang beras di pasar modern, tradisional dan pasar lingkungan, supaya masyarakat bisa hati-hati," katanya.


Wakil Kepala Sat Intelkam Polresta Bekasi Kota, AKP Muhadi mengatakan, pihaknya Sudah menyampaikan kepada Sucofindo dan Wali Kota, bahwa Polres akan melakukan langkah pemeriksaan terkait kasus ini.  "Tindaklanjut jajaran polisi sudah lakukan langkah pemeriksaaan, korban (warga yang temukan beras palsu) ataupun toko yang jual," katanya.


Lebih lanjut, Muhadi mangatakan pihaknya akan melakukan penyelidikan berkoordinasi dengan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPPOM). "Di tingkat penyidikan, kita akan cari tahu siapa yang berperan, beras dari mana? Kita akan telusuri terus," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya