- VIVA.co.id/Christina Nila
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memilih sembilan perempuan untuk menjadi anggota panitia seleksi (pansel) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tugas mereka adalah mencari para calon komisioner KPK, yang akan bertugas menggantikan pimpinan lembaga anti rasuah itu saat ini, sebab masa jabatan pimpinan tersebut hampir habis.
Saat menunjuk anggota pansel, Jokowi memilih dari berbagai macam keahlian. Di antaranya, ahli hukum pidana, ahli ekonomi bisnis, keuangan, manajemen, sosiologi, dan psikologi. Hal ini dilakukan, dengan harapan pansel juga memilih komisioner KPK dari berbagai kalangan, bukan hanya ahli hukum saja.
"Saya kira komisioner KPK yang dipilih itu harusnya juga lengkap, bukan hanya para ahli hukum, tetapi bagaimana KPK itu harus bisa berkembang, butuh seorang CEO (Chief Executive Officer) juga, supaya KPK secara kelembagaan bisa tumbuh dan tidak stagnan," kata anggota Tim Komunikasi Jokowi, Teten Masduki, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 21 Mei 2015.
Sayangnya, Teten mengaku tak tahu, apa alasan Jokowi memilih perempuan semua untuk mengisi pansel ini.
"Presiden tidak menjelaskan kenapa memilih perempuan, karena presiden memilih sendiri," ucap Teten.
Namun kemudian Teten mengingatkan, dahulu Jokowi juga pernah melakukan gebrakan, dimana ia mengganti Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo dengan seorang perempuan, saat Jokowi masih menjabat sebagai wali kota.
"Supaya kata pp-nya saat itu terlihat lebih adem, lebih ramah terhadap rakyat," lanjut Teten.