Mensos Akui Bantuan buat Penyandang Disabilitas Belum Merata

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adib Ahsani
VIVA.co.id
Mensos: Mi Bikini Kontraproduktif dengan Revolusi Mental
- Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, mengungkapkan fakta bahwa dari 163 ribu penderita orang dengan kekurangan berat (ODKB) dan orang dengan ganggugan jiwa (ODGJ) di seluruh Indonesia, baru terjangkau 22 ribu yang mendapat bantuan dari Pemerintah.

Mensos Sebut Porseka Bagian Revolusi Mental

Hal itu diungkapkan Menteri saat mengunjungi kampung tunagrahita di Desa Pandak, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada Senin, 8 Juni 2015. Di kampung itu, tepatnya di Dusun Kates, Desa Pandak, terdapat 53 pendetita disabilitas intelektual.
Mensos Heran Peredaran Narkoba Kian Marak di Madura


“Ternyata setelah mendatangi kampung ini, baru 17 orang yang mendapat bantuan dana usaha ekonomi produktif (UEP). Itu pun tahun 2012 lalu,” katanya. Mereka mendapat bantuan sebanyak Rp300 ribu per bulan, yang bisa diambil tiga kali dalam setahun.


Mestinya, kata Menteri, 53 warga itu mendapatkan bantuan semua. “Makanya akan kita pastikan mereka semua akan mendapat bantuan pada RAPBN tahun anggaran 2016 nanti.” Pada kondisi itu, Kementerian Sosial akan memperluas jangkauan perluasan untuk menjangkau penderita ODKB dab ODGJ. “Kalau Ponorogo masuk dalam wilayah kerja Balai Kementerian Sosial di Temanggung, Jawa Tengah,” katanya.


Dari sebanyak 163 ribu penderita ODKB dan ODGJ di seluruh Indonesia, baru 22 ribu yang mendapat bantuan. “Kita pastikan 141 ribu penderita lain akan kita masukkan dalam RAPBN tahun anggaran tahun 2016,” ujarnya.


Selain berjanji memasukkan dalam tahun anggran 2016, Menteri juga memastikan mereka mendapat Kartu Indonesia Sehat (KIS). “Ini untuk mengantisipasi jika para penderita ini harus dirawat di rumah sakit.”


Belum merata


Fakta yang dikemukakan Menteri hanya sebagian kecil dari permasalahan sesungguhnya, yakni belum meratanya bantuan sosial dari pemerintahan sebelumnya. Misalnya, dari 163 ribu penyandang disabilitas, kategori kecacatan berat hingga gangguan jiwa, ternyata baru 22 ribu yang mendapat santunan.


“Pentingnya kalau saya turun ke lapangan seperti ini, kita bisa melihat bahwa Pemerintah baru berikan santunan kepada 22 ribu, dari 163 ribu ODKB hingga gangguan jiwa,” ujar Khofifah.


Desa Pandak adalah satu dari empat desa di Ponorogo yang mayoritas penduduknya adalah penyandang disabilitas intelektual. Para penyandang mengalamai kesulitan berkomunikasi dengan orang lain, termasuk ketika diajak mengobrol Menteri.


Mereka juga bisa tiba-tiba menangis dan tertawa tanpa alasan yang jelas. Banyak yang beranggapan, kemiskinanlah yang mengakibatkan mereka kekurangan gizi atau kekurangan yodium, sehingga menimbulkan keterbelakangan mental.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya