Sumber :
- VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA.co.id
- Terminal Bulu Pitu di Purwokerto, Jawa Tengah, tak seperti terminal bus pada umumnya yang jorok, panas, penuh sesak, dan rawan tindak kejahatan. Terminal itu bukan terminal mewah, tetapi diklaim humanis, atau ramah kepada pengunjungnya.
Terminal Bulu Pitu tak hanya bersih, tetapi juga tertata rapi. Pengunjung akan dimanjakan, atau dibuat betah dengan aneka fasilitas. Begitu juga petugas terminal, pedagang, sopir bus, dan lain-lain.
Baca Juga :
Jumlah Penumpang Angkutan Lebaran 2015 Turun
Pada momentum mudik Lebaran nanti, para pemudik yang hendak memanfaatkan jalur darat, tentunya mendambakan kenyamanan fasilitas terminal seperti itu.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Banyumas, Santoso Eddy Prabowo, pembenahan Terminal Bulu Pitu sudah mulai dibangun pada 2006. Konsep ramah lingkungan itu muncul, berkat kerja sama pemerintah dan warganya.
"Beberapa waktu lalu sempat diapresiasi bahwa Terminal Bulu Pitu layak menjadi terminal terbaik di Indonesia. Bahkan, pusat siap membantu," kata Santoso kepada
VIVA.co.id
baru-baru ini.
Menurutnya, awal pembangunan terminal dengan segala fasilitas itu tidak mengeluarkan biaya besar. Mulanya, Dinas hanya ingin mewujudkan terminal yang memiliki kesan bersih dan aman.
"Saat itu, pembangunan area taman kesadaran lalu lintas dan taman edukasi anak dibangun oleh pihak Cipta Karya dengan dana Rp200 juta. Lalu, sedikit demi sedikit fasilitas ditambah," katanya.
Menghadapi Lebaran 2015, Terminal Bulu Pitu dinyatakan siap menampung para pemudik. Dinas Perhubungan memprediksi penumpang bus antarkota antarprovinsi maupun antarkota dalam provinsi di Terminal Bulu Pitu lebih 200 ribu penumpang.
"Kita sudah siapkan kebutuhan hadapi Lebaran. Mulai dari rambu-rambu jalan yang kita pasang. Karena Purwokerto ini simpul yang dilewati kendaraan dari berbagai daerah," ujarnya. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Banyumas, Santoso Eddy Prabowo, pembenahan Terminal Bulu Pitu sudah mulai dibangun pada 2006. Konsep ramah lingkungan itu muncul, berkat kerja sama pemerintah dan warganya.