Mencari Jejak Abah Falak, Penyebar Islam di Bogor

KH. Tubagus Muhammad Falak bin Abbas.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id - Kota Bogor dikenal akrab sebagai kota hujan. Namun, Bogor juga dikenal sebagai pusat ilmu salaf dan kewalian, termasuk ilmu hikmah yang mengajarkan masyarakat untuk mengenal Allah.

Tokoh yang memiliki peran penting tersiarnya Islam di Bogor salah satunya ialah KH. Tubagus Muhammad Falak bin Abbas. Pria yang akrab disapa Abah Falak ini lahir tahun 1842 di Banten. Semasa hidupnya, ia cukup disegani, karena ia adalah mursyid tariqat dan pencetak ulama besar.

Abah Falak juga dikenal sebagai seorang ulama yang dermawan. Banyak orang yang datang kepada beliau untuk meminta tolong, dan dengan senang hati ia membantunya. Abah Falak juga dikenal sebagai seorang ulama besar yang karismatik dan memilki kedalaman ilmu serta pengaruh yang sangat luas.

Beliau tidak hanya ahli zikir dan ilmu tarekat, namun juga ahli dalam ilmu Kasyaf dan Falak. Itulah sebabnya, berkat kepintaran dalam cabang ilmu Kasyaf dan Falak, oleh Syekh Sayyid Afandi Turqi di Mekkah, beliau diberikan gelar ‘Falak’, hingga kemudian gelar itu populer dan melekat pada nama beliau.

Abah Falak datang ke Pagentongan, Bogor Barat, sekira tahun 1878. Konon pada masa itu masyarakat Pagentongan masih kental diwarnai kultur kehinduan, bahkan sebagian besar dari mereka masih akrab dengan praktik perdukunan, seperti teluh, santet, pelet, dan segala bentuk ilmu guna-guna lainnya. Keadaan seperti itu masih terus berlangsung hingga 20 tahun menjelang wafatnya KH. Falak.

Berkat kegigihan, ketulusan, dan kesabaran syiar Islam yang dilakukan oleh Abah Falak, perlahan-lahan pengaruh animisme itu mulai terkikis dan ditinggalkan oleh masyarakat di sana, hingga akhirnya masyarakat Pagentongan menjadi masyarakat Islami.

Abah Falak juga menjadi salah satu pusat kunjungan berbagai kalangan masyarakat, termasuk ulama dan umaro di Tanah Air. Konon sejumlah petinggi negara, seperti Bung Karno, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Hamzah Haz, para menteri, gubernur, dan wali kota, secara khusus pernah berkunjung ke sana.

Beberapa ulama besar termasuk para habib di nusantara, memberikan pengakuan bahwa Abah Falak merupakan seorang waliyullah. Hal itu pernah disampaikan oleh Habib Umar Al Atas Bin Muhammad, Habib Soleh Tanggul Jawa Timur, dan Habib Ali Al Habsyi Kwitang Jakarta.

“Salah satu karomah KH Falak adalah ketika tiga hari menjelang wafatnya beliau sempat dikunjungi oleh para gurunya yang telah tiada, seperti Syeh Nawawi Al Bantani, Syeh Said Abdul Turqi, Syeh Abdul Karim bahkan juga Syeh Abdul Qodir Jaelani," ujar salah seorang keturunan Abah Falak, Ubaidallah.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI



Selain itu diterangkan pula, bahwa Abah Falak sering melakukan perjalanan singkat antara Pagentongan–Banten. Selama di Banten, beliau menjadi seorang ulama besar yang menjadi pusat kunjungan berbagai kalangan masyarakat Banten.

Artinya, di sana dapat dilihat tidak semata-mata seorang individu yang memiliki pengaruh luas. Tapi, jelas ada konteks kekaromahan yang dimilikinya dan diyakini masyarakat.

Napak Tilas Sejarah Islam dari Masjid Al Alam



Abah Falak wafat tahun 1972 di usianya yang ke-130. Ia dimakamkan di areal komplek pondok Pesantren Al Falak yang tidak jauh dari masjid Al Falak. Beliau meninggal karena sakit ringan. Hampir seluruh ulama dan habib termasuk masyarakat di Tanah Air tumpah ruah ikut mensalatkan dan mengantarkannya ke tempat peristirahatannya. (ren)

Skesta arwah

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Aneh tapi nyata, namun begitulah faktanya.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2016