Cegah Kekerasan, Tokoh Agama Jateng Deklarasi Damai

Deklarasi damai di Jawa Tengah, Rabu 22 Juli 2015.
Sumber :
  • Dwi Royanto/VIVA.co.id
VIVA.co.id
Ini 9 Daerah di Jawa Tengah yang Rawan Konflik Agama
- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendeklarasikan diri menangkal segala bentuk kekerasan berdalih agama demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dukcapil DKI Catat Ratusan Ribu Warga Pemegang KTP Jakarta Tinggal di Bodetabek

Deklarasi damai yang diberi tema Pernyataan Bersama Keamanan dan Ketertiban Bersama Jawa Tengah, digelar di kantor Gubernuran Semarang, Rabu 22 Juli 2015.
Ustaz Khalid Basalamah: Orangtua Gak Wajib Kasih Nafkah ke Anak Laki-laki Jika Sudah Baliqh


Deklarasi dihadiri oleh sejumlah tokoh dari berbagai institusi, di antaranya, Kementerian Agama Jateng, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), PBNU Jateng, Pengurus Wilayah Muhammadiyah, DPRD, kapolda Jateng, Kejaksaan Tinggi, dan pangdam IV Diponegoro. Tokoh masing-masing agama berasal dari Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghuchu.


Salah satu isu sensitif yang disikapi yakni, insiden terbakarnya masjid di Tolikora, Papua. Selain itu, pembahasan bersama insiden di sekitar Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Tlepok, Kecamatan Grabak, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada Senin, 20 Juli 2015.


Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan, terkait kejadian di Purworejo sudah ditangani oleh pihak majelis gereja dan kepolisian untuk mengusut tuntas.


"Saksi-saksi sudah ditanya oleh penegak hukum. Sekarang, penyelidikan terus berjalan," ujar Ganjar.


Melalui deklarasi bersama, seluruh pihak yang hadir mengecam segala bentuk tindakan yang berbentuk anarki antaragama. Mereka berharap, peristiwa kekerasan berbau SARA tidak lagi terjadi di Indonesia. Khususnya di Jawa Tengah.


"Apa pun kita mesti tegas. Maka, menjaga toleransi ini jadi sangat penting. Biar Jateng
nggak
ikut 'kecipratan' (tertular), " ujar Ganjar.


Ia berharap, melalui deklarasi bersama ini, Jawa Tengah akan menjadi provinsi terdepan dalam perlawanan berbagai paham dan tindakan yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.


Usai kejadian di Purworejo, Ganjar telah meminta tokoh agama di dua kabupaten, yakni, Temanggung dan Surakarta untuk bertemu dan menyikapi bersama tindakan yang akan merusak nilai toleransi. Karena, kedua daerah itu pernah terjadi insiden antarumat beragama beberapa waktu lalu.


Sementara itu, Ketua FKUB Jawa Tengah, Mujahirin Thohir, mengatakan, ada dua skala yang ingin disampaikan dalam deklarasi ini. Dalam skala nasional, Jateng ingin menyampaikan kepada pemerintah pusat untuk melokalisasi persoalan di Papua sebagai insiden khusus. Agar hal itu tidak memprovokasi daerah lain.


"Untuk skala di Jateng, kasus di Papua menjadi pelajaran kita untuk mengelola kedewasaan beragama," ujar Mujahirin.


Deklarasi bersama ini diakhiri dengan pernyataan sikap seluruh elemen masyarakat serta penandatanganan "Pernyataan Bersama Keamanan dan Ketertiban Bersama Jawa Tengah" yang dipimpin oleh Gubernur Ganjar Pranowo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya