Mereka yang Berburu Hingga ke Ujung Rimba

Evakuasi korban Trigana Air.
Sumber :
  • Dok. Basarnas

VIVA.co.id - Sebanyak 54 orang korban jatuhnya Pesawat Trigana Air dipastikan tewas usai terjatuh di kawasan Pegunungan Papua, Minggu 16 Agustus 2015.

Kondisi pesawat dan seluruh penumpangnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Di balik itu, cepatnya temuan pesawat naas ini tak lepas dari kepiawaian dan anggota TNI di lapangan.

Sejak dilaporkan hilang kontak pada Minggu 16 Agustus 2015, tim telah bersiaga penuh untuk melakukan pencarian.

Tim SAR Temukan 20 Jasad Korban Kapal Karam di Batam

Baca Juga:


Temuan lokasi Trigana Air sedianya cukup cepat. Sebab selang beberapa jam usai hilang kontak, tim sudah menemukan lokasi jatuhnya pesawat.

1,7 Juta Orang Indonesia Terdampak Bencana dalam Enam Bulan

Proses evakuasi jenazah pesawat Trigana Air.

Namun karena tak memungkinkan untuk evakuasi, baru pada Senin 17 Agustus 2015, dikirim yang terdiri dari empat orang untuk membuka jalur masuk menuju kawasan pegunungan.

Sehari penuh mereka pun harus berjuang menembus hutan rimba belantara. "Empat orang didrop di lokasi menggunakan helikopter. Mereka masuk setelah membuka alas (hutan) agar tim darat yang sudah menuju lokasi dapat terbantu," ujar Direktur Operasi , SB Supriadi, Selasa 18 Agustus 2015.

Perjuangan belum berakhir. Kondisi cuaca yang tak stabil dan beratnya medan yang harus dilewati tim evakuasi sangat menyulitkan.

Baca Juga:


11 Nelayan Hilang di Perairan Pangandaran

Mayat yang bergelimpangan menuntut segera dievakuasi. Karena itu, pilihan untuk membuat landasan helipad menjadi pilihan atau  dengan melakukan evakuasi dengan proses hoisting.

Yakni jenazah korban akan digantung dengan sling dan diterbangkan secara bertahap ke Oksibil sebagai bandara yang terdekat.


Kepiawaian dan pengalaman harus diakui membanggakan. Sejak ditetapkan sebagai lembaga pemerintah non departemen yang bertanggung jawab langsung pada Presiden pada 2007.

Lembaga ini terbilang super sibuk di Indonesia. Maklum, bencana di Indonesia kerap terjadi beruntun dan beragam bentuk.

Baca Juga:

Sehingga wajar adanya, anggota Basarnas sangat sedikit waktu bersantainya. Kini, lembaga pemilik moto Avignam Jagat Samagram atau 'Selamatlah Alam Semesta' ini semakin kokoh.

Pengalaman demi pengalaman pun menempa Basarnas menjadi tangguh dan cepat tanggap dalam segala situasi bencana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya