Penangkapan Terduga Teroris di Sleman Dikira Penculikan

ilustrasi pengeledahan.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Maulana Surya
VIVA.co.id - Aparat Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap seorang pria terduga teroris di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa petang, 25 Agustus 2015.

Terduga teroris itu diketahui bernama Syafruddin Al Fahmi. Dia adalah seorang dari kelompok Ibad yang berbasis di Surakarta atau Solo, Jawa Tengah.

Syafruddin Al Fahmi masuk dalam dafar pencarian orang (DPO) alias buron. Dia dibekuk di sebuah tempat di Jalan Jogja-Solo di Dusun Ngalik Cupuwatu I, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.

Syafruddin diketahui menyamar sebagai sebagai penjual bolang-baling dan cakwe di pinggir Jalan Jogja-Solo. Dia baru sepuluh hari bekerja berjualan di kawasan itu.

Dukung TNI Pakai Istilah OPM, Bamsoet: Urusan HAM Bicarakan Kemudian, Saya Siap Pasang Badan
Awang Prasongko, Kepala Dukuh Cupuwatu I, mengaku kaget dengan penangkapan itu. Dia bahkan sempat mengira peristiwa itu adalah penculikan, lalu melaporkan kepada polisi setempat.

Bobon Santoso Bakal Sumbang Semua Gaji YouTube Buat BEM UI Jika Terima Tantangan TNI
"Kami enggak tahu, jadi lapor ke Polisi. Kami mengiranya penculikan," kata Awang kepada wartawan di Sleman pada Rabu malam, 26 Agustus 2015.

Rusia Klasifikasikan Gerakan LGBT Sebagai Kelompok Ekstrimis dan Teroris
Awang menceritakan, peristiwa penangkapan yang dikira penculikan itu berlangsung sangat cepat, bahkan kurang tiga menit. Tak diketahui pasti jumlah aparat yang menangkap Syafruddin. Namun tampak sebuah mobil dan tiga sepeda motor dalam operasi saat menjelang malam itu.

Hal lain yang baru belakangan diketahui Awang adalah identitas Syafruddin. Sebab, pria itu sebelumnya mengenalkan diri sebagai Agus Ari, warga Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Awang pun tak pernah memeriksa kartu tanda penduduk (KTP) Syafruddin alias Agus Ari.

Syafruddin sehari-hari bekerja di toko Kue Bolang-Baling dan Cakwe milik seorang warga bernama Irawan. Dia pun tak pernah memeriksa KTP milik Syafruddin meski telah bekerja selama sepuluh hari. Syafruddin memang sengaja diajak Irawan untuk bekerja di tempatnya.

Lisa, rekan kerja di toko cakwe, menjelaskan bahwa Syafruddin bekerja sejak 17 Agustus 2015. Menurutnya, Syafruddin orang yang pendiam. Jika diajak bicara Agus pun hanya menjawab seperlunya.
 
Selain itu, Agus juga selalu menggunakan masker saat bekerja atau pun keluar. Semula Lisa menduga mungkin Agus alergi bahan pembuatan cakwe, namun setelah diamati Agus juga kerap keluar menggunakan masker. (ase)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya