Isu Perkosaan Hanya Alasan Pengungsi Rohingya untuk Kabur

Pengungsi Rohingya di Aceh.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rahmad

VIVA.co.id - Awal pekan lalu, enam wanita pengungsi Rohingya di rumah penampungan Desa Blang Ado Aceh Utara dilaporkan telah mengalami pelecehan seksual.

Empat di antaranya bahkan mengaku telah diperkosa oleh sejumlah orang tak dikenal ketika di luar lokasi pengungsian.

Sejauh ini, dari pemeriksaan visum terhadap para pengungsi yang mengaku dilecehkan ternyata tak terbukti benar. Diduga kuat, alasan itu hanya dijadikan dasar bagi pengungsi Rohingya yang hendak melarikan diri dari rumah penampungan.

"Waktu diamankan masyarakat, disana berkembang isu bahwa telah terjadi tindak pidana pelecehan seksual ataupun pemerkosaan," ujar Kapolres Lhokseumawe Anang Triarsono, Sabtu, 3 Oktober 2015.

[Baca Juga:]

Dari kronologi informasi diketahui, pada Senin malam, 28 September 2015, sepuluh orang pengungsi Rohingya yang terdiri dari empat wanita, dua laki-laki dan empat anak-anak, meloncat keluar dari rumah penampungan.

Mereka berdalih hendak menemui keluarga yang datang dari Malaysia di luar barak. Namun saat keluar secara diam-diam tersebut, terpergok sejumlah warga.

Sejak itu, saat mereka dikembalikan ke lokasi pengungsian, beredar isu pemerkosaan. Gelombang kemarahan pun meluas di rumah penampungan.

Ratusan pengungsi pun berusaha keluar dari barak pada Selasa, 29 September 2015. Namun segera mendapatkan penjagaan ketat dari aparat kepolisian.
Nobel Perdamaian Suu Kyi Diserukan untuk Dicabut

"Kesimpulan dari hasil visum adalah tidak ada indikasi pemerkosaan ataupun pelecehan seksual,” ujar Anang.
Suu Kyi: Saya Tak Tahu Bakal Diwawancara Muslim

Saat ini, kondisi di barak pengungsian muslim Rohingya tersebut sudah berangsur normal kembali. Polisi menambah jumlah personelnya untuk mencegah para imigran tersebut kembali melakukan aksi kabur dari lokasi pengungsian. (ase)
Tokoh Rohingya Sanjung Keramahan Warga Aceh Utara
Presiden Myanmar Htin Kyaw bersama Aung San Suu Kyi

Myanmar Diminta Tak Diskriminatif Terhadap Rohingya

Caranya mengubah secara radikal kebijakan dan praktik kekerasan.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2016