Indonesia dan Enam Negara Asing Bersiap Perang Melawan Asap

Pesawat asing untuk penanganan bencana kabut asap
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA.co.id - Enam negara akhirnya menyatakan kesediaannya untuk membantu Indonesia dalam penanganan bencana kabut asap di Sumatera dan Kalimantan.

Seluruh armada nan canggih dipastikan akan membantu menyerang dan mematikan sumber asap yang kini sudah menyengsarakan lebih dari 40 juta jiwa penduduk Indonesia tersebut.

Mengapa Praktik Bakar Hutan Berulang Lagi?

Fokus awal, bantuan dari enam negara yakni, Cina, Singapura, Malaysia, Australia, Rusia dan Korea Selatan, akan dikonsentrasikan di Sumatera Selatan.

Sementara yang sudah bertugas di lapangan adalah pesawat dari Malaysia dan Singapura.

"Fokus awal pemadaman api di daerah Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin SUmatera Selatan," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Badan nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, Senin, 12 Oktober 2015.

BNPB Deteksi Peningkatan 151 Hotspot Kebakaran Hutan


Dalam operasi yang dikomandoi BNPB tahun ini, Malaysia menurunkan pesawat amfibi buatan Kanada dengan kapasitas air terangkut mencapai 6 ribu liter.

Kebakaran Hutan Mulai Landa Riau dan Sumatera Utara

Sementara Singapura menurunkan helikopter Chinook yang mampu mengangkut kantong air raksasa.


Dari Australia, kabarnya negeri Kanguru ini akan menerjunkan pesawat 'Thor' mereka yang mampu membawa air hingga kapasitas 15 ribu liter. Sementara dari Rusia akan menerjunkan dua pesawat dengan kapasitas angkut hingga 12 ribu liter.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyanggah bahwa Indonesia sudah tak mampu lagi menanganai bencana kabut asap sehingga melibatkan negara lain.

Ia berdalih bahwa keputusan menerima bantuan tersebut lantaran fenomena El Nino memang sudah sangat mengkhawatirkan Indonesia.

"Bukan tidak mampu. Tapi ingin mempercepat saja. El Nino sudah sedemikian parah," kata Luhut.

Sejauh ini, bencana kabut asap di Indonesia yang sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir memang mengkhawatirkan. Sejumlah orang sudah dilaporkan meninggal akibat bencana ini.

Puluhan juta bahkan sudah terdampak, mulai dari terjangkit ISPA hingga ke terganggunya aktivitas harian mereka. Lebih dari Rp40 triliun diduga menjadi kerugian akibat bencana yang sudah melanda selama 18 tahun tersebut. (ase)

Berita Terkait:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya