IPW: Bom Sarinah untuk Jatuhkan Kapolda Metro Jaya

Sumber :
  • REUTERS/Veri Sanovri

VIVA.co.id - Ketua Presidium Indonesia Polisi Watch (IPW), Neta S Pane, menilai aksi teror Bom Sarinah yang terjadi pada 14 Januari 2016 itu tak lepas dari kemungkinan intrik politik. Termasuk untuk mendongkel peluang Kapolda Metro Jaya Tito Karnavian agar tak dipercaya untuk memegang tampuk kepemimpinan yang lebih tinggi.

Densus Geledah Rumah Teroris di Batam, Sita Sejumlah Bukti

"Dengan adanya aksi tersebut, akan muncul spekulasi untuk meruntuhkan citra dia (Tito)," kata Neta di Kedai Pempek Kita, Jakarta, Selasa 19 Januari 2016.

Tito, menurut Neta, memang berpeluang diangkat menjadi jenderal bintang tiga dan masuk dalam bursa calon kapolri mendatang. Namun, peristiwa Bom Sarinah bisa menjadi catatan buruknya.

Usai Penangkapan Batam, Densus 88 Segera Lakukan Geledah

Di sisi lain, pemulihan kondisi Bom Sarinah yang relatif cepat justru menurut Neta bisa dianggap sebagai prestasi Tito. Dia bisa dianggap sebagai pemimpin yang bisa bergerak cepat menangani aksi terorisme itu.

Kepolisian sebelumnya merilis bahwa Bom Sarinah didalangi jaringan Kelompok Daulat Islamiyah (IS) atau Islamic States of Iraq and Syria (ISIS). Namun Neta menilai kepastian mengenai hal itu masih harus ditelusuri.

Aman Abdurrahman Segera Bebas, Pemerintah Bingung

Meskipun demikian dia tidak menampik bahwa ISIS bisa berkontribusi. Tak lama sebelum terjadi Tragedi Bom Paris, Neta mengaku sedang berada di negara itu dan sudah beredar kabar bahwa Indonesia akan menjadi sasaran berikutnya.

"Aksi teror tersebut banyak dispekulasikan mencontoh serangan teror yang terjadi di kota Paris, Prancis, akhir 2015.  Tapi, hingga saat ini belum ada kejelasan dari mana sebenarnya asal muasal aksi teror tersebut sejak direncanakan," kata Neta.

Bom Sarinah merupakan kejadian bom bunuh diri yang menewaskan 8 orang dan sedikitnya 31 orang terluka ringan hingga berat. Menurut Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti, polisi memastikan bahwa terduga pelaku adalah empat orang yang termasuk dalam korban tewas. Aksi terorisme itu menurut Kepolisian didesain oleh Bahrul Naim, pentolan ISIS di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya