Tercemar, Air Sumur Enam Dusun di Mojokerto Berubah Warna

Krisis air bersih membuat warga secara sembarangan mengonsumsi air, yang bisa jadi tercemar bakteri e-coli.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

VIVA.co.id – Warga di enam dusun yang berada di Desa Lakardawo Kabupaten Mojokerto resah dengan kondisi air di sumur mereka. Sejak beberapa waktu ini, sumber air minum mereka mulai berubah warna dan berbau.

"Mungkin sudah setahun terakhir ini kondisi airnya jadi begini. Warnanya kuning dan berbau. Kami menduga ini tercemar," kata warga setempat Yasin, Senin 15 Februari 2016.

Kondisi ini dialami oleh lebih dari 300 orang warga desa. Mayoritasnya memang tinggal tidak berjauhan dari sebuah pabrik pengolahan limbah yang berada di desa setempat.

"Beberapa warga kini sudah tidak berani lagi minum dari air sumur mereka," kata Yasin.

Warga mengaku, sejak adanya pabrik pengolahan limbah di desa mereka. Perusahaan telah memberikan kompensasi senilai Rp25 juta per desa. Namun kini dirasa warga, uang itu tak berarti dengan dampak yang dihadapi warga.

"Beberapa menggunakan air galon. Sementara yang tidak sanggup terpaksa bertahan dengan air sumur. Mau bagaimana lagi, uangnya nggak ada," kata Yasin.

Kejadian ini diakui Yasin, pernah hendak dilaporkan ke pemerintah setempat. Namun, sayangnya ada sejumlah orang yang kemudian mengintimidasi mereka.

"Kami takut mau melapor. Ada premannya pabrik yang mendatangi kami dan melarang untuk melapor," kata Yasin.

Langkah Gubernur Atasi Pencemaran Limbah Sungai Malinau Dipertanyakan

Ika Nurulla/Jawa Timur

River Trashboom Project - Cerita Sungai di Sungai Cisadane, Tangerang.

River Trashboom Project - Cerita Sungai, Aksi Perubahan Iklim Secara Nyata

Saat ini, lebih dari separuh kualitas air sungai yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia berstatus mengalami pencemaran (BPS 2023).

img_title
VIVA.co.id
27 Oktober 2023