Permintaan Presiden Luluhkan Keluarga Korban Heli Nahas TNI

Kondisi helikopter TNI AD yang jatuh di Poso.
Sumber :
  • Istimewa
VIVA.co.id - Keluarga besar Kapten Cpn Agung Kurniawan sebenarnya menghendaki jenazah Almarhum dimakamkan di Karanganyar, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
 
Namun keluarga akhirnya merelakan pilot helikopter TNI AD yang jatuh di Poso, Sulawesi Tengah, itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata di Jakarta, sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Presiden beralasan, para korban gugur dalam tugas negara.
 
"Tadi saya telepon ayah almarhum Kapten Cpn Agung Kurniawan dan rela untuk dimakamkan di TMP Kalibata," kata kakak ipar Agung, Rudi Supriatmojo, di rumah duka di Kota Yogyakarta pada Senin, 21 Maret 2016.
 
Sebelumnya, kata Rudi, keluarga menghendaki agar Agung yang lahir di Ambarawa itu dimakamkan di Yogyakarta. Jika dikubur di Yogyakarta bisa memudahkan keluarga untuk berziarah dan merawat makamnya. Tidak ada keluarga di Jakarta sehingga dikhawatirkan tak ada yang merawat makamnya.
 
Aksi Heroik Pilot Wanita saat Pesawat Meledak di Langit
"Tapi setelah kami dapat penjelasan dari pihak TNI bahwa almarhum meninggal dalam tugas dan karena permintaan Presiden untuk dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta, akhirnya kami ikhlaskan," kata Rudi.
 
Ngeri, Mesin Pesawat Pecah di Udara Penumpang Tersedot
Dia menjelaskan bahwa keluarga mendapatkan informasi tentang kecelakaan helikopter itu langsung dari Poniman, ayah Agung, yang tinggal di Ambarawa. Poniman memberitahu bahwa anaknya menjadi satu dari 13 korban tewas dalam kecelakaan itu.
 
Foto: Putri Konglomerat Turki Sebelum Tewas Tragis
"Karena awalnya ingin dimakamkan di sini, ya, kami langsung menyiapkan tempat untuk menyambut kedatangan jenazah. Ayahnya Mas Agung memang tinggal di Ambarawa selepas pensiun dari statusnya sebagai tentara di Kodim 0734/Yogyakarta. Jabatan terakhirnya Serma," ujarnya.
 
Keluarga dibantu para tetangga sempait sibuk untuk mempersiapkan kedatangan jenazah di rumah duka. Belakangan keluarga mengubah skenario itu dengan menggelar pengajian saja di rumah duka.
 
Kapten Cpn Agung Kurniawan meninggalkan satu istri bernama Tri Radiyati dan seorang putra serta dua putri. Si bungsu baru berusia lima bulan.
 
"Kami keluarga besar di Jogja terakhir bertemu dengan Almarhum di Semarang saat menengok anaknya yang paling kecil baru lahir," ujar Rudi.
 
(mus)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya