- Anhar Rizki Affandi / VIVA.co.id
VIVA.co.id - Polda Jambi masih memeriksa dua anggota Polres Jambi yang melakukan teror bom candaan di dalam pesawat Lion Air JT601 tujuan Jambi-Jakarta di Bandaran Sultan Thaha, Jambi, Senin, 4 April 2016.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jambi, Ajun Komisari Besar Polisi, Kuswahyudi Tresnadi, mengatakan insiden ancaman bom hanya candaan dari dua anggota polisi Polresta Jambi.
Anggota polisi yang ada di dalam pesawat itu totalnya ada lima orang. Mereka akan pergi bertugas ke Surabaya, Jawa Timur.
"Mereka becandaan, MS sama PM bercandaan (ada bom di tas), kedengaran sama pramugari. Pramugari lalu lapor ke pilot," kata Kuswahyudi saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, 5 April 2016.
Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polda Jambi, menurut Kuswahyudi, juga meminta keterangan tiga anggota polisi lainnya yang ada di dalam pesawat itu. Menurutnya, untuk sementara anggota polisi tersebut akan dikenakan sanksi disiplin kode etik.
"Belum ada hasilnya, nanti dikasih kabar. Sementara masih sanksi disiplin," ujar Kuswahyudi.
Ancaman teror bom atas ulah penumpang telah terjadi beberapa kali di sejumlah bandara di Indonesia. Belum maksimalnya sosialisasi Pasal 347 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang menyebutkan penumpang memberikan informasi palsu yang membahayakan keselamatan penumpang lain, diancam kurungan penjara maksimal 1 tahun, diduga menjadi salah satu penyebab.
Penumpang pesawat Lion Air JT 601 terpaksa harus diturunkan karena adanya isu bom di dalam pesawat.
Isu bom ini sontak membuat penumpang dan pihak bandara Sulthan Thaha Jambi panik. Tim Gegana Sat Brimob Polda Jambi diturunkan untuk memastikan dugaan teror bom di dalam pesawat Lion Air tersebut. Namun setelah pesawat diperiksa oleh Tim Gegana Sat Brimob Polda Jambi, tidak ditemukan adanya ancaman bom. (ase)
Lion Air Jajaki Kerja Sama dengan Arab Saudi
Charter pesawat dan pendidikan pilot.
