Tenggat Akhir Tebusan, Keluarga Sandera Abu Sayyaf Resah

Aidil, ayah Wendi Rakhadian, awak tugboat Brahma 12 yang disandera.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Wahyudi A. Tanjung

VIVA.co.id – Pembayaran tebusan sandera awak tugboat Brahma 12 kepada kelompok Abu Sayyaf di Filipina memasuki tenggat akhir, Jumat, 8 April 2016. 

Menhan Sebut Peran Kivlan Zen dalam Pembebasan Empat WNI

Menghadapi batas akhir pembayaran tebusan itu, keluarga awak yang disandera hanya bisa pasrah. 

Keluarga Wendi Rakhadian misalnya. Mereka menyerahkan kasus ini kepada Pemerintah RI dan PT Patria Maritim Line, tempat Wendi bekerja. 

Sandera Selalu Diajak Salat Lima Waktu oleh Abu Sayyaf

Sejak pagi, rumah Wendi ramai didatangi keluarga dan kerabat dekat. Mereka mulai resah, namun tetap bersabar dan berdoa.

"Enggak ada yang bisa kami lakukan selain bersabar dan berdoa, meskipun hari ini adalah hari akhir pembayaran tebusan," ujar Aidil (49), ayah Wendi, saat ditemui di rumahnya di Padang, Sumatera Barat. 

Pemerintah Tak Mau Gegabah soal Pembebasan Sisa Sandera WNI

Keluarga, kata Aidil, meminta pemerintah, termasuk perusahaan tempat Wendi bekerja, segera mengambil langkah penyelamatan. Dia berharap, hari terakhir tenggat pembayaran tidak membawa dampak buruk terhadap keselamatan anaknya. 

"Terserah melalui jalan apapun, yang penting anak saya dan sembilan awak tugboat Brahma 12 segera dibebaskan dengan cara yang paling aman dan dalam waktu yang singkat," kata Aidil. 

Namun, Aidil khawatir jika pembebasan dilakukan dengan cara penyerangan militer. Dia cemas hal itu akan membahayakan anaknya dan sembilan awak kapal lainnya. 

PT Patria Maritim Line, yang berlokasi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengabarkan jika kondisi Wendi dan rekannya dalam keadaan sehat dan baik, Kamis, 7 April 2016. Hal yang sama disampaikan Kementerian Luar Negeri RI. 

Sejak Wendi disandera 14 hari lalu, pihak keluarga belum pernah sekalipun berkomunikasi dengan Wendi. (ase)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya