Mengenang Ayah Gus Dur, Wafat Setelah Kecelakaan Lalu Lintas

Salahuddin Wahid alias Gus Sholah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Tepat hari ini pada 63 tahun silam, Menteri Agama Wahid Hasyim meninggal dunia. Ayah mendiang mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu wafat di rumah sakit setelah mobil yang ditumpanginya kecelakaan di perbatasan Cimahi-Bandung daerah Cimindi, Jawa Barat, pada sehari sebelumnya, yakni 18 April 1953. Gus Dur sebenarnya bersama sang ayah dalam mobil itu tapi dia selamat.

9 Omongan Nyeleneh Mantan Presiden Gus Dur yang Jadi Kenyataan

Wahid Hasyim adalah putra salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari. Di era Orde Lama, ia ditunjuk Presiden Sukarno sebagai Menteri Agama. Saat peristiwa kecelakaan terjadi, ia dan rombongan sedang dalam perjalanan untuk menghadiri rapat NU di Sumedang, Jawa Barat. Gus Dur kecil dia ajak.

Salahudin Wahid, putra ketiga Kiai Wahid, menceritakan bahwa waktu itu siang hari, 18 April 1953, ia tengah bermain badminton di rumahnya di Taman Matraman, Jakarta. Waktu itu dia masih berusia sebelas tahun. Tiba-tiba ada telepon menginformasikan terjadi kecelakaan di Cimindi, antara Cimahi dan Bandung. 

Muhaimin Usulkan NU dan Muhammadiyah Raih Nobel Perdamaian 2022

"Dan bapak bersama sekretarisnya, Pak Argo Soetjipto, ada di dalam mobil kecelakaan itu, dalam kondisi tidak sadar," kata Gus Solah, panggilan akrab Salahudin Wahid, ditemui VIVA.co.id pada Selasa, 19 April 2016.

Hari itu juga Kiai Wahid dan sekretarisnya dilarikan ke rumah sakit terdekat. "Tapi tidak tertolong. Besoknya beliau dibawa ke Jakarta, dan besoknya lagi, tanggal 20 April, dibawa ke Jombang dan dimakamkan," kata Pengasuh Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, itu.

Dukung Cak Imin Maju Capres, Cina Benteng: Murid Ideologis Gus Dur

Cerita yang Gus Solah peroleh, waktu itu iring-iringan mobil Kiai Wahid melintas di Cimindi di bawah guyuran hujan lebat. Mobil Chevrolet itu ditumpangi empat orang dengan sopir. Kiai Wahid dan sekretarisnya, Argo Soetjipto, duduk di bangku belakang, sementara Gus Dur kecil di depan bersama sopir.

Sesampai di lokasi kejadian, cerita Gus Solah, sebuah truk berjalan pelan di depan. Mobil Kiai Wahid lantas berusaha menyalip. "Tapi dari arah berlawanan muncul kendaraan, lalu terjadilah tabrakan," ujarnya.

Cerita lain dari berbagai sumber, saat kejadian hujan lebat mengguyur. Jarak pandang sopir terbatas. Tiba-tiba mobil yang ditumpangi Kiai Wahid selip dan menabrak bak belakang truk. 

Benturan keras menyebabkan tubuh Kiai Wahid dan sekretarisnya terpental ke luar dari dalam mobil. Kiai Wahid menderita luka di beberapa bagian di kepala. "Saya tidak tahu persisnya, saya hanya dengar cerita setelah kejadian," kata Gus Solah.

Bagaimana dengan Gus Dur? Presiden keempat RI itu dan sopirnya, kata Gus Solah, tidak mengalami luka berat. Bahkan bisa dibilang tidak apa-apa meski berada di bangku depan. "Gus Dur dan sopir tidak apa-apa, padahal ada di bangku depan," katanya.

Mantan anggota Komisi Nasional HAM itu mengatakan, tidak ada firasat apa pun ia terima menjelang wafatnya Kiai Hasyim. "Semua biasa-biasa saja. Waktu mau berangkat salim ke semua anak-anak beliau dan ibu, seperti biasa. Tidak ada firasat apa-apa, enggak tahu kalau pada Ibu (Solichah)," ujar Gus Solah. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya