VIVAnews - Eksekusi terhadap tiga terpidana mati bom Bali, Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Ghufron makin dekat. Sumber terpercaya VIVAnews di Lembaga Pemasyarakatan Batu, Nusakambangan, Jawa Tengah mengatakan petugas mengantisipasi pemberontakan yang mungkin dilakukan tiga terpidana saat eksekusi.
"Seperti menolak diborgol ataupun bersikap tak kooperatif saat akan dieksekusi," kata sumber VIVAnews, Jumat 7 November 2008.
Saat diberitahu hari pelaksanaan eksekusi pada Rabu, 5 November lalu, ketiganya sempat menunjukan sikap penolakan. Bahkan, pada Kamis 6 November 2008 pukul 23.00 sikap penolakan itu kembali terjadi.
Sikap terpidana mati menjelang eksekusinya beragam. Kepada VIVAnews, rohaniawan Gereja Santo Stephanus Cilacap, Romo Carolus mengatakan dua terpidana mati asal Nigeria, Anthony dan Samuel yang dieksekusi 26 Juni 2006, bisa bersikap tenang saat akan menjalani eksekusi.
Demikian pula dengan terpidana mati Rio Alex Bullo alias Rio Martil. Menurut kuasa hukumnya, Pranoto, saat eksekusi pada 8 Agustus 2008, Rio tampak tenang dan pasrah, karena merasa upaya hukum yang dilakukannya sudah maksimal.
Masih menurut sumber pengamanan di Ring I yakni kawasan Lapas Batu, tempat ketiganya ditahan dan lokasi eksekusi yang diperkirakan di kawasan Nirbaya, diperketat.
Petugas juga disiagakan di Ring II, kawasan pelabuhan Wijayapura, dan Ring III, obyek vital dan gereja.
Pengamanan itu dilakukan menyusul rencana Kejaksaan Agung yang akan mengeksekusi Amrozi Cs awal November 2008. Namun, hingga kini, eksekusi tersebut belum juga dilaksanakan.
Amrozi Cs terbukti bersalah dan terlibat dalam pengeboman Paddy's Cafe dan Sari Club di Legian, Bali, 12 Oktober 2002. Akibat bom tersebut 202 orang tewas, 88 di antaranya warga negara Australia.
Mengenal 2 Sosok Anggota Polri di Timnas Indonesia U-23
Ada dua anggota Polri aktif dalam skuad Timnas Indonesia U-23 yang saat ini melaju hingga semifinal Piala Asia U-23.
