Badrodin Ungkap Tantangan untuk Tito Karnavian ke Depan

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA.co.id - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan tantangan yang akan dihadapi oleh calon penggantinya, Komisaris Jenderal Tito Karnavian. Menurutnya, masalah utama tidak hanya soal gerakan radikalisme, terorisme, dan konflik sosial di Tanah Air.

Tito Karnavian: Istri Kedua Santoso Ditangkap di Pegunungan

"Ke depan ini era digital tentu ada kejahatan cyber, ada juga kejahatan cyber teroris, ada cyber narkotik. Tentu ini nanti akan berkembang," kata Badrodin di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan, Jumat, 17 Juni 2016.

Selain itu, lanjut Badrodin, Tito juga perlu mengurus persoalan internal di tubuh Polri. Misalnya saja soal rekrutmen, dan pembinaan personel.

Jenderal Tito: Kelompok Santoso Semakin Melemah

"Kemudian dalam masalah efisien anggaran. Semua jadi satu yang harus dipenuhi," ujarnya.

Komisaris Jenderal Tito Karnavian resmi ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Kapolri yang akan menggantikan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Jokowi memiliki alasan kuat terhadap pilihannya tersebut.

Alasan Tito Karnavian Pilih Suhardi Jadi Bos Pembasmi Teror

"Kan semua sudah tahu, beliau kan dapat Adhi Makayasa," kata Jokowi.

Penghargaan Adhi Makayasa diperoleh Tito, karena sebagai lulusan terbaik Akpol angkatan 1987. Tidak hanya itu, dalam karier Tito, Presiden Jokowi melihat banyak keahlian dan prestasi yang ada pada diri Tito.

"Kemampuan, kompetensi, kecerdasan, membangun jaringan dengan rekan-rekan penegak hukum yang lainnya. Saya kira banyak," kata Jokowi lagi.

Ia berharap, Komjen Tito nantinya bisa meningkatkan profesionalisme Polri. Terutama Polri sebagai pengayom masyarakat. Selain itu, Jokowi juga berharap Komjen Tito bisa meningkatkan kualitas penegakan hukum yang ada di instansi yang akan Tito pimpin.

"Terutama terhadap kejahatan narkoba, terorisme dan juga korupsi. Saya meyakini beliau (Komjen Tito) mempunyai kemampuan, cerdas, mempunyai kompetensi yang baik," tutur Jokowi.

Tito adalah perwira kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, 26 Oktober 1964 (51 tahun). Sejumlah prestasi ia ukir, seperti masuk di tim Bareskrim dalam melumpuhkan teroris nomor 1 di Indonesia Dr Azhari, di Batu, Malang, Jawa Timur, pada November 2005 lalu. Ia kemudian diberi kenaikan pangkat luar biasa.

Dalam urusan terorisme, Komjen Tito juga pernah menjabat Kepala Densus 88 Anti-Teror Polda Metro Jaya. Lalu pada konflik Poso, ia memimpin tim dan sukses membongkar konflik tersebut termasuk meringkus orang-orang yang terlibat. Pada 2009, Tito juga terlibat dalam tim yang berhasil menangkap teroris Noordin M Top.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya