BBPOM Terjunkan Tim Pantau Vaksin Palsu di Medan

Ilustrasi vaksin.
Sumber :
  • Pixabay/Ann_San

VIVA.co.id – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Medan Sumatera Utara membentuk tim untuk melakukan penelusuran temuan vaksin palsu, yang diduga sudah tersebar luas di Indonesia.

Hoaks, WHO Temukan Vaksin COVID-19 Palsu di Indonesia

Sebanyak lima tim pun dibentuk dengan tugas melakukan pengawasan dan menindaklanjuti laporan bila ada temuan vaksin palsu yang dapat membahayakan kesehatan bayi.

"Tim akan menelusuri rumah sakit pemerintah maupun swasta begitu juga puskesmas dan klinik-klinik yang melayani vaksinasi," ujar Kepala BBPOM Medan, M Ali Bata Harahap, Selasa, 28 Juni 2016.

WHO Temukan Vaksin Palsu COVID-19 di India dan Afrika

Ali menjelaskan tim akan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan vaksin. Hasilnya, untuk sementara, tim BBPOM Medan belum menemukan indikasi keberadaan vaksin palsu.

"Kami telusuri masih dari sarana resmi. Misalnya, dokumen terkait darimana (vaksin) dikirim, faktur pembeliannya, pesanan dari mana. Tim masih terus bekerja sejak kemarin," kata Ali.

Peringati Hari Kemerdekaan, Check Up di Prodia Cuma Bayar 76%

Menurut Ali, jika dalam pemeriksaan pihak yang bersangkutan tidak dapat menunjukkan bukti dokumen resmi terkait vaksin maka tim akan mengamankan vaksin tersebut dan melakukan pengujian.

"Jadi bila diduga kuat tidak ada bukti dokumen maka itu diduga palsu dan kita akan uji dan berkoordinasi dengan polisi. Tapi jika dokumennya ada, bukti penyerahan yang resmi dan lain-lain ada, itu clear," katanya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara menyatakan hingga saat ini belum ditemukan vaksin palsu di Kota Medan mau pun di kota lainnya di Sumetera Utara.

"Untuk saat ini, kita belum ada terima laporan terkait vaksin palsu di Sumatera Utara," jelas Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Sumut NG Hikmet.

Hikmet mengakui kesulitan untuk membedakan vaksin yang asli dan palsu yang beredar di tengah masyarakat. Untuk itu, dia menghimbau untuk mewaspadai dengan cara menanyakan vaksin tersebut, kepada dokter sebelum digunakan.

"Sulit untuk membuktikan, harus diuji oleh sebuah alat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya