Jelang Puasa Ramadhan, Haruskah Lakukan Pemeriksaan Kesehatan?

Ilustrasi puasa.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Puasa Ramadhan yang hanya tinggal beberapa hari lagi, sebagian besar umat muslim akan melakukan berbagai persiapan. Termasuk persiapan fisik atau kesehatan, agar puasa yang dijalani nanti bisa lancar tanpa ada keluhan kesehatan. 

5 Tips Ampuh untuk Hilangkan Lemak Perut yang Bikin Susah Gerak

Untuk memastikan tubuh dalam kondisi yang baik dan meyakinkan tidak ada hal buruk yang terjadi selama menjalani puasa Ramadhan, tak sedikit yang berpikir untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum berpuasa. 

Tapi, apakah perlu melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum puasa Ramadhan? Dan seberapa penting melakukan pemeriksaan kesehatan menjelang Ramadhan? 

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

"Sebetulnya bulan Ramadhan tidak menjadi patokan bahwa seseorang harus meningkatkan frekuensi pemeriksaan kesehatannya," kata dokter spesialis penyakit dalam RS Pondok Indah - Puri Indah, dr. Imelda Maria Loho, Sp.PD, saat media discussion yang digelar virtual oleh RS Pondok Indah Group, Kamis 8 April 2021. 

Namun, sambung Imelda, jika sudah cukup lama belum melakukan pemeriksaan kesehatan, misalnya dalam 1 tahun terakhir, maka sebaiknya sebelum Ramadhan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu. 

Puasa Selesai, Saatnya Panaskan Ranjang dengan Gaya Baru Ini!

Lebih lanjut menurut Imelda, pemeriksaan kesehatan yang prioritas untuk dilakukan lebih dulu adalah pemeriksaan gula darah. Apa alasannya? 

"Karena bila ada diabetes sebelumnya tidak terdeteksi, tentunya harus dilakukan penanganan. Jangan sampai ketika Ramadhan mengalami komplikasi diabetes, seperti darah yang tiba-tiba drop atau gula darah yang tiba-tiba terlalu tinggi, karena mungkin pada saat berbuka terlalu banyak makan yang manis. Nah, itu prioritas pertama," kata dia. 

Kemudian prioritas kedua adalah pemeriksaan profil lipid atau lemak darah. Dalam kesempatan ini, dokter Imelda juga turut membeberkan alasannya. 

"Karena seringkali pada saat bulan Ramadhan, walau cuma makan pada sahur dan berbuka, namun komponen makanannya itu yang kemudian menjadi bervariasi, itu yang kurang dapat dikendalikan," tutur dia. 

Membatasi asupan

Jika ditemukan profil lipidnya tinggi atau berada di atas normal, menurut Imelda, orang tersebut harus membatasi atau menjaga asupan makan yang dikonsumsi pada saat Ramadhan, agar jangan sampai terlampau tinggi.

"Atau bahkan kalay memang sudah diperlukan pengobatan untuk kadar lemak darah yang tinggi ini, tentunya akan dimulai pengobatan pada saat bulan Ramadhan," kata dia. 

"Selain itu, obat-obatan untuk diabetes atau profil lipid yang tidak normal dapat dikonsumsi selama puasa. Jadi, tidak perlu menunggu sampai selesai bulan puasa baru melakukan pemeriksaan atau menjalani pengobatan," ujar dr. Imelda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya