Kasus Arya, Pemerintah Diminta Perketat Peredaran Junk Food

Arya Permana, anak berusia 10 tahun yang memiliki bobot 190 kg
Sumber :
  • Suparman/ VIVA.co.id

VIVA.co.id – Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat DPP PKS, Fahmy Alaydroes, turut prihatin dengan sakit obesitas ekstrem yang diderita Arya Permana (10) asal Karawang yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.

Terpopuler: Langkah Slow Living Seperti Lulu Tobing, Daftar Kasus Obesitas Paling Ekstrem

"Kita turut prihatin dan ikut empati kepada ananda Arya. Semoga dapat kembali normal dan sehat," ungkapnya saat dihubungi, Kamis sore, 15 Juli 2016.

Menurutnya, dari kasus tersebut ada beberapa hikmah yang patut diambil. "Pertama, bahwa fisik anak akan tumbuh dan berkembang berdasarkan asupan makanan atau gizi yang dikonsumsinya. Bila tidak proporsional dan berlebihan, tentu akan menyebabkan kelebihan berat badan yang melewati batas normal. Agama Islam mengajarkan supaya kita tidak berlebihan dalam makan dan minum," jelasnya.

5 Kasus Obesitas Paling Ekstrem di Dunia, Arya Permana Masuk dalam Daftar

Kedua, menurut Fahmy, kurangi makan makanan yang kurang sehat atau kurang baik bagi anak.

"Ananda Arya, menurut kabar, sangat sering mengonsumsi makanan atau minuman kemasan atau instan dalam jumlah yang banyak. UNICEF, WHO dan ASEAN melakukan kerjasama penelitian pada anak-anak di Asia Tenggara. Dan hasilnya, untuk di Indonesia, anak-anak mengalami dua persoalan besar: ada 12% anak mengalami kelebihan berat badan dan 12% kurang gizi," ungkap Fahmy, seperti rilis yang diterima redaksi pada Jumat, 15 Juli 2016.

Viral Kisah Arya Permana Bocah Berbadan Gemuk Dulu dan Kini

Menurutnya, risiko kelebihan berat badan terjadi dengan naiknya peningkatan akses ke junk food dan minuman kemasan serta aktivitas fisik dan gaya hidup yang tidak aktif atau kurang bergerak.

"Pemerintah seharusnya melakukan pembinaan dan sekaligus pengawasan yang ekstra ketat terhadap berbagai produk junk food ini," tuturnya.

Fahmy juga menambahkan, pembinaan tersebut harus dilakukan secara intensif dan sistemis melalui jalur pendidikan formal dan informal. Pengawasan ketat harus dilakukan terhadap produksi makanan dan minuman rendah gizi dan mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh

"Bila tidak, boleh jadi kita akan 'kehilangan' generasi," katanya.

Sebelumnya, bocah berusia 10 tahun Arya Permana mendadak menjadi sorotan banyak media. Hal ini tidak lain karena bobot tubuhnya yang melebihi batas normal, dan sudah masuk kategori severely obese atau obesitas ekstrem.

Anak 10 tahun ini yang mengalami obesitas hingga bobotnya mencapai 190 kilogram kini menyedot perhatian publik. Bocah bernama Arya Permana itu diketahui mengalami kenaikan berat badan drastis karena sering mengkonsumsi minuman kemasan dan mi instan.

Bahkan dengan kondisi tersebut, Arya Permana harus mendapatkan perawatan di Rumah Sakit untuk menurunkan bobot tubuhnya yang obesitas. 

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya