Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf
VIVA.co.id
- Sekolah Semesta Bilingual Boarding School, Semarang, Jawa Tengah, menyambut gembira penolakan Presiden Joko Widodo terkait permintaan Presiden Turki, Recep Erdogan, menutup sekolah-sekolah Indonesia yang dituding terkait Fethullah Gulen.
Kepala Sekolah Semesta Semarang, Moh Haris, mengaku sangat mengapresiasi keputusan pemerintah Jokowi yang tegas menolak penutupan sembilan sekolah, termasuk sekolah yang dipimpinnya. Menurutnya, keputusan itu menjadi penerang bahwa sekolahnya akan terus melakukan kegiatan pendidikan seperti sedia kala.
"Ini menjadi penegasan luar biasa dan disambut gembira oleh orang tua murid. Selanjutnya, kegiatan belajar mengajar tidak akan terpengaruh dan tetap jalan terus," kata Haris di Semarang, Selasa, 2 Agustus 2016.
Komitmen untuk tidak menutup sekolah seperti permintaan pemerintah Turki, kata Haris, telah dilakukan jauh-jauh hari. Bahkan, pihak Dewan Pembina Yayasan Indonesian Bilingual Boarding School yang menaungi sembilan sekolah telah menyatakan sikap untuk menolak.
"Kita telah bertemu bersama serta berkomitmen tidak akan menutup sekolah. Dan pemerintah juga sudah tidak akan menutup," ujarnya.
Baca Juga :
Potret Hangat Presiden Turki Erdogan dan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Saat Bertemu di Istanbul
Untuk mengembalikan pandangan miring sekolah, lanjut Haris, pihak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Komisi VI DPR akan melakukan kunjungan ke sekolah Semesta. Sejumlah pihak tersebut bermaksud memberikan pemahaman serta menenangkan anak didik, guru dan orangtua terkait isu yang tengah berkembang.
"Karena memang sebelum ini, sekolah sempat terganggu. Mulai tukang cuci, satpam dan pegawai lain sempat ketakutan. Mereka takut kalau sekolah ditutup," jelasnya.
Seperti diketahui, Kedutaan Besar Turki di Indonesia merilis sembilan sekolah yang diduga terkait Fethullah Gulen. Pemerintah Turki pimpinan Recep Erdogan menuduh Gullen sebagai teroris dan punya pengaruh di Indonesia lewat sekolah-sekolah Bilingual Boarding School. Turki beranggapan sembilan sekolah Indonesia karena bernaung di bawah Yayasan Pacific Nations Social and Economic Development Association (Pasiad), milik Gulen.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Untuk mengembalikan pandangan miring sekolah, lanjut Haris, pihak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Komisi VI DPR akan melakukan kunjungan ke sekolah Semesta. Sejumlah pihak tersebut bermaksud memberikan pemahaman serta menenangkan anak didik, guru dan orangtua terkait isu yang tengah berkembang.