Remaja Rentan Dipengaruhi Terorisme Lewat Media Sosial

Peluncuran Film Jihad Selfie
Sumber :
  • VIVA.co.id/Diza Liane

VIVA.co.id – Media sosial memang memiliki dampak positif dan negatif. Melalui film berjudul “Jihad Selfie,” aktivis serta pembuat film Noor Huda Ismail memaparkan besarnya pengaruh media sosial terhadap pergaulan anak remaja.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Berawal dari profesinya sebagai wartawan yang meliput peristiwa bom bali beberapa tahun silam, membuat Huda mulai tertarik mendalami seluk beluk terorisme. Yang menambah ketertarikannya lagi akan hal itu adalah sang pelaku dari bom bali adalah teman sekamarnya saat di pesantren.

"Awalnya meliput bom bali dan baru tahu pelakunya adalah teman sekamar saya dulu. Dari situ saya terispirasi untuk mencari tahu apa penyebab ia mau mati bersama bom yang ada," ujar Huda yang ditemui dalam diskusi pemutaran film Jihad Selfie di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin 22 Agustus 2016.

Mona Ratuliu Ungkap Pentingnya Bergaul Lahir Batin dengan Anak

Dimulailah proses Huda yang mencari tahu mengenai seluk beluk terorisme hingga akhirnya ia mengangkat isu mengenai ISIS yang kini mulai merekrut anggota baru melalui sosial media. Lebih mengerikan lagi saat ia mengetahui bahwa sasaran baru ISIS adalah anak muda yang masih baru beranjak dewasa.

"Tren perekrutan melalui media sosial ini masih mungkin terjadi karena remaja sekarang lebih banyak meluangkan waktu untuk online. Apalagi media sosial menjadi ajang pencarian jati diri mereka," jelasnya.

Ajak Si Kecil Main Berkualitas di Akhir Pekan, Coba 4 Trik Ini Moms

Oleh sebab itu, ia memberikan judul filmnya dengan Jihad Selfie karena berkaitan dengan tren tersebut. Terlebih, generasi saat ini menurutnya adalah mereka yang begitu mementingkan pendapat atau komentar yang diberikan padanya melalui media sosial.

"Social pressure di mana anak muda cenderung dikomentari banyak hal dan akhirnya me

mberi penekanan padanya. Generasi sekarang lebih mementingkan di-like fotonya atau followers banyak di akun sosialnya," kata dia.

Maka, film ini menekankan pada fenomena sosial tersebut, yang pada akhirnya membuat anak muda lengah dan mencari jati diri yang salah dengan bergabung bersama kelompok ISIS. Meski diselimuti dengan isu terorisme, pesan yang dibawa oleh film ini mencakup pentingnya pendekatan orangtua terhadap pengawasan media sosial anak.

"Kecerdasan digital atau digital literacy sudah seharusnya menjadi poin penting bagi orangtua agar anak tidak mencapai situs black market yang akan menjerumuskannya, tapi memakai media sosial dengan berbagai peran positif dan manfaatnya," terang Huda.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya