Teroris Batam dan Deli Serdang Ikut Bisnis Istri Bahrun Naim

Kapolri Saat Tinjau Lokasi Penggerebekan Terduga Teroris Tangsel
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror mengamankan dua orang anggota kelompok Katibah Gonggong Rebus (KGR) pimpinan Gigih Rahmat Dewa pada Rabu, 21 Desember 2016.

Drama Korea Crash Akan Tayang Perdana di Disney+ Hotstar pada 13 Mei 2024

Dua orang itu ditangkap di lokasi yang berbeda. Satu orang berinisial S ditangkap di rumah Herman Lubis di Jalan Deli Tua Dusun 3 Aji Baho, Kecamatan, Sibiru Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

Sedangkan, pelaku lainnya berinisial HA alias Abisya ditangkap di Sagulung Bahagia Blok N/3 RT 003, RW 008, Kelurahan Sungai Lengkop, Kecamatan Sagulung Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Brigjen Nurul Bicara Strategi STIK Lemdiklat Cetak Pemimpin Polri yang Mumpuni

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, dua orang itu bergabung dalam kelompok KGR pimpinan Gigih Rahmat Dewa bersama-sama ingin melakukan amaliyah atau aksi teror dengan kendali Bahrun Naim Tamtomo.

Bahkan kedua orang itu terlibat dalam bisnis milik Bahrun Naim. Bahrun merupakan anggota kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Polisi di Surabaya Ditahan, Diduga Cabuli Anak Tiri Sejak SD sampai SMP

"Ikut serta dalam menjalankan atau mengelola Rafiq Travel milik Rafiqa Hanum, istri Bahrun Naim dan Bahrun Naim alias Abu Aisyah," kata Martinus Sitompul di Jakarta Selatan, Rabu, 21 Desember 2016.

Menurut Martinus, keduanya juga berbaiat pada ISIS bersama anggota kelompok KGR pada bulan Agustus 2016 di Sungai Ladi, Batam.

"Memiliki peran sebagai perekrut orang yang akan bergabung dalam kelompok KGR," ujarnya.

Selain itu, mereka juga bersama-sama dengan anggota KGR lainnya memfaslitasi dua warga negara asing asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) etnis Uighur berinisial Ali alias Faris Kusuma alias Nu Mehmet Abdulah Cuma dan Doni Sanjaya alias Muhamad alias Halide Tuexun yang termasuk dalam jaringan teroris The East Turkistan Islamic Movement masuk ke Indonesia secara ilegal. Keberadaan dua orang asing itu juga disembunyikan selama berada di Batam.  

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya