Jokowi Minta Pekerja Magang Tak Disuruh Bikin Kopi

Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Moh. Nadlir

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo membuka Deklarasi Pemagangan Nasional di kawasan Karawang International Industrial City, Jawa Barat. Pada kesempatan ini, Presiden menyoroti masalah sumber daya manusia produktif di Indonesia.

Nasib Jokowi di PDIP, Kaesang Pangarep Tidak Ingin Ikut Campur: Itu Urusan Partai Lain

Secara kuantitas, Jokowi mengatakan Indonesia punya kekuatan besar karena 60 persen penduduk merupakan anak muda berusia produktif. Jumlah ini diperkirakan bertambah pada 2040.

Sayangnya, 50 persen di antara mereka lulusan SD, 20 persen lulusan SMP, dan 17 persen lulusan SMA/SMK. Demi meningkatkan kualitas usia produktif itu, Presiden berharap pada kerja sama Kementerian Tenaga Kerja, Kamar Dagang dan Industri, serta Asosiasi Pengusaha Indonesia, untuk mengadakan Program Pemagangan Nasional.

PM Singapura akan Temui Jokowi Pekan Depan, Bahas Energi Hingga IKN

Presiden pun meminta supaya pekerja magang dioptimalkan dengan kerja-kerja berkualitas. "Kalau magang jangan suruh bikin kopi ya. Penempatan sesuai skill," kata Jokowi dalam sambutan acara ini, Jumat, 23 Desember 2016.

Melihat demografi tersebut, Jokowi mengingatkan pentingnya mempersiapkan generasi berkualitas, sehingga di masa mendatang mereka dapat mengisi beragam posisi strategis demi pembangunan bangsa.

Menlu Singapura Bertemu Jokowi di Istana Negara, Ini yang Dibahas

"Usia produktif harus menjadi aktor-aktor pembangunan, aktor-aktor inovasi. Jangan sampai bonus demografi kita berubah menjadi kumpulan pengangguran, ini yang harus kita hindari, sangat berbahaya sekali," jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Menteri Tenaga Kerja M. Hanif Dakhiri. Menurutnya sumber daya pada Program Pemagangan Nasional ini diutamakan pengembangan kemampuan. Sehingga saat bekerja magang, mereka tak hanya diberdayakan untuk membuat salinan dokumen atau kopi atasan.

"Kalau yang biasa kita dengar istilah intership, sering diartikan dengan kopi, yaitu fotokopi sama bikin kopi. Nah kalau pemagangan ini berbeda. Ini adalah pemagangan terstruktur, sistematik, terpadu. Jadi orang magang berbasis jabatan. Orang magang dengan basis yang jelas," ungkap Hanif.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa ini melanjutkan, peserta magang pun berakhir dengan uji kompetensi. Sehingga pemagang diharapkan bisa mendapatkan sertifikat sebagai bekal memasuki dunia kerja.

"Mudah-mudahan dengan ikhtiar ini kita bisa langsung menggenjot percepatan peningkatan kompetensi dari angkatan kerja kita," katanya.

Deklarasi Pemagangan Nasional ini diikuti 2.648 perusahaan yang terbagi ke beberapa sektor industri. Mulai dari manufaktur dengan 1.776 perusahaan, ritel 219 perusahaan, pariwisata 200 perusahaan, perbankan 12 perusahaan, serta perikanan dan kelautan 441 perusahaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya