Kemenhub Ajak Maskapai 'Beramal' untuk Bencana Bima

Bencana banjir bandang yang melanda Kota Bima Nusa Tenggara Barat, Rabu (21/12/2016). Lebih dari 100 ribu orang terdampak akibat bencana ini.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Didin

VIVA.co.id – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengajak maskapai penerbangan untuk mengangkut barang dan tenaga relawan ke Bima, Nusa Tenggara Barat.

Banjir Bandang Terjang Melawi Kalbar, 700 KK dari 17 Desa Terdampak

Bagi maskapai penerbangan yang bersedia menyediakan pesawat untuk misi kemanusiaan itu, akan diberi kemudahan pemberian izin, baik slot time maupun flight approval oleh pihak Kemenhub.

"Kami akan menyiapkan bantuan ‘Jembatan Udara’ ke Bima dan daerah-daerah lain yang terkena bencana. Hal ini sebagai bentuk kehadiran negara, bagi semua masyarakat di seluruh pelosok Nusantara," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 27 Desember 2016.

Terpopuler: Mitos Fakta Lahir C-Section Seperti Ria Ricis, Trik Hindari Heatstroke saat Ibadah Haji

Suprasetyo mengatakan, sudah banyak organisasi masyarakat yang menyampaikan surat permintaan bantuan transportasi kepada Ditjen Perhubungan Udara.

Hingga hari ini, Ditjen Hubud sudah menerima surat permintaan bantuan dari Relawan Laznas AQL Peduli, Relawan Yatim Mandiri, Relawan Badan Wakaf Al Quran, Relawan Wanita Islam, Relawan Dompet Dhuafa, dan Relawan Yayasan Arrahman Amanah Fisabilillah.

Biar Nyaman dan Hemat, 7 Trik Pilih Maskapai Penerbangan yang Tepat

Lalu, ada juga Relawan Siaga Bencana Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia, Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia, serta Relawan Konas Menwa Indonesia dan DPN IARMI (Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia).

Ditjen Perhubungan Udara bekerja sama dengan PT. Transnusa Aviation Mandiri akan memberangkatkan 40 relawan dari berbagai organisasi masyarakat tersebut pada tanggal 28 Desember 2016.

Bersama mereka, akan diangkut juga sekitar tiga ton logistik, yang terdiri dari dua ton beras, dua karung pakaian baru, dan 200 kilogram barang bantuan lain.

Penerbangan pertama itu adalah penerbangan bebas biaya dan akan berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Bandara Sultan Muhammad Salahudin, di Bima, NTB.

Suprasetyo pun mengaku telah menyetujui penerbangan yang membawa bantuan tersebut, dengan menggunakan pesawat Fokker F-28 registrasi PK-TNR.

"Pesawat akan berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 28 Desember 2016, pukul 04.45 UTC (11.45 WIB), dan direncanakan sampai di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima pukul 07.00 UTC (15.00 WITA)," ujarnya.

Walaupun penerbangan ini bersifat bantuan kemanusiaan, Suprasetyo mengingatkan, agar pihak-pihak yang bersangkutan tetap menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan.

“Keselamatan dan keamanan penerbangan wajib dijaga. Karena, kita menginginkan bantuan tersebut, baik relawan dan logistik bisa sampai ke tempat tujuan dan bisa dipergunakan semaksimal mungkin untuk membantu para korban bencana,” kata Suprasetyo.

"Para relawan yang akan diangkut dengan pesawat harus dipastikan namanya berdasarkan Kartu Tanda Penduduk, atau identitas resmi lain," dia menambahkan.

Diketahui, wilayah Bima dan Sumbawa dilanda banjir bandang akibat hujan deras pada 21 Desember 2016 lalu. Lima kecamatan di Kota Bima terendam antara 1-2 meter.

Banjir mengakibatkan puluhan rumah rusak, dan ribuan penduduk mengungsi akibat bencana alam tersebut. Banjir juga merusak infrastruktur transportasi, seperti jembatan dan jalan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya