MUI Bentuk Tim Usut Kunjungan Istibsyaroh ke Israel

Presiden Israel, Reuven Riflin, bersama delegasi Muslim Indonesia - salah satunya Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI, Istibsyaroh.
Sumber :
  • Twitter

VIVA.co.id – Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan untuk membentuk tim tabayyun atau tim klarifikasi terkait pertemuan Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga MUI, Istibsyaroh, dengan Presiden Israel di Yerusalem pada 18 Januari 2017. Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Saadi mengatakan tim itu bertugas untuk meminta keterangan kepada Istibsyarah.

MUI Rapat Tertutup Bahas Istibsyaroh

"Kemudian tim menilai hasil klarifikasi dari keterangan tersebut dan kemudian merekomendasikan sanksi kepada Pimpinan MUI," kata Zainut kepada VIVA.co.id, Selasa 24 Januari 2016.

Menurut dia, sedianya Istibsyarah dipanggil hari ini pada rapat tertutup pimpinan MUI. Namun yang bersangkutan tidak bisa hadir karena sedang menunaikan ibadah umroh. Pemanggilan yang bersangkutan akan dijadwalkan ulang setelah kepulangannya dari tanah suci.

Pengagum Gus Dur Apresiasi Kunjungan Istibsyaroh ke Israel

"Rapim hari ini harusnya kita memanggil ibu Istibsyaroh untuk didengarkan keterangannya terkait dengan kunjungannya ke Israel. Tapi yang bersangkutan tidak hadir karena sedang menunaikan ibadah umrah. Jadi Rapim memutuskan untuk membentuk Tim Tabayyun (klarifikasi)," kata dia.

Tim tabayyun itu dipimpin oleh Waketum Zainut Tauhid Saadi, dengan anggota yaitu Sekjen Anwar Abbas dan Ketua Bidang Luar Negeri Muhyidin Junaedi, serta wakil-wakil Sekjen.

Ini Isi Pembicaraan Istibsyaroh MUI ke Presiden Israel

Sebelumnya Zainut menegaskan bahwa pertemuan Istibsyaroh dan presiden Israel bukan mewakili lembaga MUI. Tapi yang bersangkutan mewakili cendikiawan dari perguruan tinggi negeri di Jawa Timur.

Meskipun begitu, MUI tetap menyayangkan pertemuan tersebut. Sebab, bangsa Israel dianggap sebagai bangsa penjajah dan tidak mematuhi resolusi dewan keamanan PBB terkait kemerdekaan bangsa Palestina.

"MUI melarang semua pengurusnya untuk berkunjung ke negara Zionis dengan atau tanpa dalih apa pun," kata dia.

Seperti diketahui, Presiden Israel Reuven Rivlin pada hari Rabu, 18 Januari 2017 lalu, menerima kunjungan delegasi pemimpin Muslim Indonesia di kediamannya, yang mengunjungi Israel atas prakarsa Dewan Hubungan Australia/Israel & Yahudi (AIJAC).

Dalam kunjungan itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Istibsyaroh, yang juga dikenal sebagai Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia.

Presiden Rivlin menyambut kunjungan tersebut dengan hangat dan mengatakan kepada mereka bagaimana keluarganya telah kembali tinggal di Israel sejak dua abad yang lalu dan kehidupan mereka di Yerusalem sepanjang tahun.

Ia mengatakan selama bertahun-tahun, semua orang hidup di Yerusalem dalam harmoni antara Muslim, Kristen dan Yahudi. "Kita ditakdirkan untuk hidup bersama. Nenek moyang saya percaya, bahwa kita semua bisa tinggal di sini bersama-sama. Kami percaya di Israel tidak hanya ada demokrasi bagi Yahudi, tapi demokrasi untuk semua orang," kata Rivlin, seperti dikutip dari website resmi Kementerian Luar Negeri Israel, mfa.gov.il, Jumat, 20 Januari 2017. Peristiwa ini pun menjadi topik obrolan panas di media sosial.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya