- VIVA.co.id/Suparman
VIVA.co.id - Terpidana kasus korupsi dana bantuan sosial (Bansos) Kabupaten Cirebon, Tasiya Soemadi, belum menyerahkan diri kepada polisi sejak ditetapkan masuk daftar pencarian orang alias buronan per 1 Februari 2017.
Bahkan, Wakil Bupati Cirebon yang diusung dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu dikabarkan sedang mendalami ilmu supranatural di satu pelosok Jawa Barat. Kejaksaan Tinggi Jawa Barat mengaku mendengar kabar itu tapi belum memastikan kebenarannya.
"Tempat semadi itu kan hanya isu. Tapi tetap kita bersama Kepolisian melakukan pencarian," kata Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Setia Untung Arimuladi, di Bandung pada Jumat, 31 Maret 2017.
Kejaksaan, kata Untung, masih menelusuri dan melacak Tasiya. Kejaksaan bekerja sama dengan Kepolisian Daerah Jawa Barat.
Untung mengimbau Tasiya menyerahkan diri agar tidak menimbulkan persepsi buruk di masyarakat. Sebagai Wakil Bupati, Tasiya harus memberi contoh yang baik kepada masyarakat dengan kooperatif dalam proses hukum.
"Yang bersangkutan bisa menyerahkan dirilah; artinya menghormati hukum. Saya kira akan lebih dihargai oleh masyarakat kalau yang bersangkutan menyerahkan diri," katanya.
Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menetapkan Tasiya Soemadi sebagai buronan tersangka kasus korupsi dana bantuan sosial Kabupaten Cirebon tahun anggaran 2009-2012. Tasiya alias Gotas kerap mangkir dari panggilan jaksa eksekutor Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.
Dia ditetapkan sebagai buronan setelah Mahkamah Agung yang mengabulkan permohonan kasasi jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Cirebon dengan putusan penjara selama 5 tahun 6 bulan. Selain kurungan badan, Gotas dikenakan denda Rp200 juta subsider enam bulan penjara. (hd)
