Djarot Minta Polisi Usut Tuntas Pemesan Jasa Saracen

Aksi Kampanye Anti Hoax di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id – Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menganggap fenomena penyebaran isu SARA kelompok Saracen sebagai kejahatan yang luar biasa. Untuk itu, ia berharap pihak kepolisian dapat mengusut tuntas kasus tersebut sampai ke akarnya dan siapa pemesan atau pengguna jasa kelompok Saracen.

Ujaran Kebencian Terhadap Muslim di India Meningkat 62 Persen, Ini Pemicunya

"Saya berharap pihak kepolisian dapat mengusut secara tuntas sampai kepada siapa saja pemesannya. Kan ini pesanan, kenapa? Karena 2018 itu ada pilkada di 171 daerah," kata Djarot di Balai Agung, Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Sabtu 26 Agustus 2017

Menurut Djarot, pada peristiwa-peristiwa politik, grup penyebar isu seperti Saracen ini biasanya beraksi untuk mendapatkan uang tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap masyarakat. Aksi seperti ini akan sangat berbahaya bila warga masih mudah terpengaruh oleh hoax.

GP Ansor Bubarkan Pengajian Syafiq Basalamah, Tere Liye Semprot PBNU: Jangan Dikit-dikit Keberatan

"Makanya saya berharap kepolisian bisa melacak dan menindak tegas bukan hanya kelompok Saracen ini, tetapi siapa yang memesan," ujarnya.

Menurut Djarot, kepolisian jangan segan-segan menindak para pelaku kejahatan seperti kelompok Saracen. Karena hal tersebut dapat mengancam persatuan NKRI dan dapat memecahbelah bangsa Indonesia.

Kanye West Hampir Bangkrut Setelah Ujaran Kebencian pada Yahudi

"Mudah sekali negara kita dipenetrasi dari kepentingan asing dari luar untuk adu domba. Makanya kita harus waspada. Ini kan kita masuk globalisasi tanpa batas, kemajuan teknologi seperti ini benar-benar harus diantisipasi, orang bisa mengatakan ini sudah perang siber, bisa gitu," ujarnya.

Pelajar Muslim India protes atas persekusi dan penghancuran rumah-rumah Muslim

Anti-Islam Meningkat Pesat di India Gegara Ini

India rata-rata mengalami hampir dua peristiwa ujaran kebencian anti-Islam per hari pada tahun 2023 dan tiga dari setiap empat peristiwa tersebut (atau 75 persen) te

img_title
VIVA.co.id
28 Februari 2024