Djarot dan Edy Rahmayadi Saling Serang Soal Korupsi
- Putra Nasution
VIVA – Debat kandidat Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2018 tahap pertama dengan mengusung tema “Tata Kelola Pemerintah Bersih, Bebas Korupsi” – yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut berlangsung di Hotel Santika, Medan, Sabtu malam 5 Mei 2018 – berlangsung sengit.
Dalam debat ini, pasangan calon saling serang, dengan sangahan atas pertanyaan yang dilontaran masing-masing pasang colon. Seperti pasangan nomor urut 2 Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus (DJOSS) yang mempertanyakan soal tata kelola anggaran tanpa korupsi kepada paslon nomor 1 Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (ERAMAS)
"Saya sudah membaca visi dan misi Bapak Edy dan Bapak Musa, kasus korupsi. Kasus ini, melibatkan eksekutif, legelatif, pihak ketiga. Bagaimana pencegahan korupsi agar tidak terjadi pada pelaksanaan APBD Sumut," tanya Djarot.
Edy menjawab untuk mencegah korupsi pada pelaksanaan APBD Sumut. Ia akan melibatkan penegakan hukum untuk melakukan pengawasan keseluruhan pelaksanaan APBD Sumut tersebut.
"Terima kasih Pak Djarot, kita berbicara masalah APBD ini, sudah jelas untuk siapa, pastinya untuk rakyat. Sudah jelas, supermasi hukum. Karena saya suka bola, makanya saya menjemput bola. Yang efektif pelaksanaan APBD dilaksanakan secara profesiona. Untuk mencegahnya ada polisi, kejaksaan, profesional untuk mengawasi kebocorannya (APBD Sumut," ujar Edy.
Menanggapi jawaban mantan Pangkostrad itu, Djarot menyinggung soal kepemimpinan eks Gubernur Gatot Pujo Nugroho di Sumut, akibat melanggar sistem pemerintah kemudian terjadi korupsi dan membuat Gatot ditangkap KPK.
"Pembinaan Pak Gatot, pelanggaran hukum bisa terjadi. Ini terjadi dengan tidak adanya transparan tata kelola pemerintahan. Kelam masalah lalu tidak terjadi kembali. Karena, sumber daya alam dan manusia di Sumut sangat baik," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Sementara itu, 500 personel kepolisian dikerahkan untuk mengamankan jalannya debat tersebut. Apalagi ratusan pendukung kedua paslon hadir langsung untuk menyaksikan debat. (ren)