Iklan Politik Jadi Instrumen Demokrasi

VIVAnews - Iklan politik dinilai mempunyai peran besar dalam perkembangannya saat ini. Maka itu, iklan politik dapat mendukung keberhasilan dan bisa menjadi kontrak politik dari si tokoh yang beriklan.

"Iklan akan menjadi instrumen demokrasi yang baik," kata calon presiden independen, Rizal Mallarangeng, dalam diskusi bertajuk "Dari Iklan Politik Menuju Kontrak Politik" di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Selatan, Rabu, 18 November 2008.

Menurut Rizal, iklan dan kampanye itu ada tiga jenis, yakni iklan personal, iklan branding dan iklan substansi. Sedangkan untuk jenis kampanye adalah kampanye positif, kampanye negatif dan kampanyye hitam. Maka itu, iklan politik sangat berpotensi menjadi kontrak politik dari si tokoh.

"Iklan bisa menjadi sebuah kontrak politik, jika itu menyatakan komitmen. Jadi, misalnya kampanyenya mendengungkan persatuan. Nanti pada saat di parlemen malah bikin kebijakan yang melemahkan persatuan," tegas dia.

Maka itu, masyarakat dinilai harus dapat mengkritisi iklan politik yang pernah dibuat oleh si tokoh. Rizal mencontohkan, dalam kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan John McCain saling menyerang untuk masalah asuransi kesehatan.

McCain lebih setuju asuransi itu sebanyak 5.000 dollar dan diberikan langsung kepada masyarakat. Nanti, secara bebas masyarakat dapat menanamkan asuransi. Tetapi, Obama menyerang kembali dengan asuransi kesehatan yang diterima masyarakat harus sama dengan asuransi yang dinikmati oleh anggota-anggota kongres. "Fenomena iklan tema asuransi itu bisa menjadi kontrak politik," sebut pria yang kerap disebut sebagai capres muda ini.

Terpopuler: Polisi Gerebek Pameran Otomotif, Pesan Mobil Sport Listrik Rp1,1 Miliar
Anwar Fuady

Segera Nikah Lagi di Usia 77 Tahun, Anwar Fuady: Saya Enggak Ada yang Urus

Pernikahan Anwar Fuady dan Wiwiet Tatung direncanakan akan dilangsungkan pada bulan Juli 2024 mendatang. Anwar berencana untuk melamar Wiwiet dalam waktu dekat.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024