Hasil Survei Tak Jamin, Ganjar Dinilai Masih Bisa Tumbang

Ganjar Pranowo dan Sudirman Said makan bareng di warung angkringan
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA – Hampir seluruh survei terkait Pilgub Jawa Tengah 2018 menempatkan duet Ganjar Pranowo dan Taj Yasin unggul mutlak dari pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah. Namun, hasil survei dinilai belum bisa jadi acuan menentukan pemenang kursi Jateng-1.

Baliho Bertebaran Dimana-mana, Kapolda Irjen Luthfi Bantah Ancang-ancang Pilgub Jateng

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komaruddin menilai masih ada potensi besar Ganjar sebagai calon petahana bisa tumbang. Ujang menyebut duet Sudirman-Ida sangat mungkin membuat kejutan di Pilgub Jateng.

Ujang melihat kans paslon nomor urut dua itu masih cukup besar jika memanfaatkan sisa waktu kampanye yang ada.

Masuk Bursa Cagub Jateng 2024, Irjen Ahmad Luthfi: Saya Masih Dinas

"Politik itu selalu dinamis. Masih besar kemungkinan Sudirman Said dan Ida Fauziyah membuat kejutan. Karena mereka juga mempunyai kekuatan yang bagus, " kata Ujang dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA, Selasa malam, 29 Mei 2018.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu menjelaskan, ada beberapa indikator yang memperkuat analisisnya. Meski elektabilitas Ganjar-Yasin masih cukup besar, namun pasangan Sudirman Said- Ida Fauziah yang diusung Partai Gerindra, PKS, PAN dan PKB ini terus meningkat dari waktu ke waktu.

Diah Warih Muncul di Bursa Cagub-Cawagub Jateng, Bersaing dengan Kaesang hingga FX Rudy

Meski, selama ini Jawa Tengah dikenal sebagai basis merah PDIP, namun tak lantas membuat paslon Ganjar-Yasin bisa menang mudah. Apalagi cawagub Ida Fauziyah didukung oleh PKB yang identik dengan organisasi Nahdhatul Ulama serta organisasi perempuan Fatyat dan Muslimat NU.

Kemudian, faktor lain pasangan ini juga didukung oleh PAN yang notabene suara kalangan Muhammadiyah. "Jika mesin-mesin ini digerakkan secara maksimal, bukan tidak mungkin akan menjadi penyeimbang suara lawan," ujarnya.

Ganjar Pranowo dan Sudirman Said

Menurutnya, pengaruh besar suara Muslimat dan Fatayat NU dalam Pilkada juga terlihat di Pilkada Jawa Timur. Suara Muslimat cukup menentukan saat Khofifah Indar Parawansa bersaing dengan Soekarwo kala itu.

"Dulu Khofifah di Pilgub Jawa Timur membangun (kekuatan) Muslimat. Kalahnya tipis dengan Soekarwo. Jika kaum ibu-ibu digerakan, perjuangan akan tambah ringan, kekuatan ibu-ibu sangat berpengaruh," jelas Ujang.

Meski Ganjar-Yasin masih unggul dalam sejumlah survei, Ujang menyebut jika elektabilitas Sudirman-Ida juga terus naik. Hal itu juga yang perlu diwaspadai oleh petahana. "Trennya naik terus, walaupun pelan tapi pasti, " lanjutnya.

Jika tren kenaikan Sudirman-Ida terus berlanjut, menurutnya, bukan tidak mungkin kejadian di Pilgub Jateng 2013 lalu bisa terulang. Di mana calon petahana Bibit Waluyo tumbang oleh pendatang baru yakni Ganjar Pranowo. Padahal, kala itu tren keterpilihan Bibit masih di atas angin.

"Jadi siapa bilang kejutan yang sama bakal terulang kembali di Jawa Tengah. Apalagi, calon petahana sempat digoyang oleh isu KTP Elektronik. Ini bisa saja mempengaruhi petahana," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya