Hubungan SBY-Mega Jadi Hambatan Koalisi Demokrat-PDI Perjuangan

SBY ketika bertemu Presiden Jokowi di istana negara beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Setpres/Cahyo Bruri Sasmito

VIVA – Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengatakan, peluang koalisi antara Partai Demokrat dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan terhalang persoalan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Kekuatan SBY dan Ancaman Anas-Moeldoko

Lalu, pertemuan antara Joko Widodo dengan SBY, juga dianggap tak menghasilkan kesepakatan hingga kini.

"Pak SBY dan Pak Jokowi, tidak pernah bicara power sharing, tetapi yang lebih banyak dibicarakan tentang situasi koalisi. Terutama, hubungan Pak SBY dengan Bu Mega jadi barrier yang cukup tinggi, bahkan tebal yang harus ditembus dalam koalisi itu," kata Ferdinand di gedung DPR, Jakarta, Rabu 18 Juli 2018.

AHY: Rakyat Mana yang Ingin Pemilu 2024 Ditunda?

Ia mengatakan, komunikasi SBY memang langsung dengan Jokowi dan tak langsung dengan PDIP. Partai Demokrat dengan PDIP, bahkan sampai kini malah belum pernah melakukan berkomunikasi politik secara langsung.

"Tetapi, Pak SBY langsung ke Pak Jokowi, namun belum menghasilkan kesepakatan, sampai hari ini belum mencapai kesepakatan, sehingga pak SBY sebagai Ketum akan melakukan komunikasi politik dengan Gerindra dan Prabowo," kata Ferdinand.

Kesal dengan PSI, Demokrat Minta Jangan Seret SBY

Ia menambahkan, koalisi terhadap Jokowi dipimpin PDIP. Hubungan antara SBY dan Mega itu yang menjadi pertimbangan Partai Demokrat saat menjadi anggota koalisi.

"Ini yang saya dapat informasi masih selalu dikomunikasikan oleh Pak Jokowi, supaya ada solusinya. Sampai sekarang, belum ada solusi," kata Ferdinand.

Ferdinand mendengar langsung dari SBY, karena SBY ingin menyelesaikan masalah ini. Bahkan, Jokowi juga selalu mengupayakan hubungan dengan bisa menjadi cair.

"Tetapi, belum kunjung bisa. Bahkan, sejak beliau jadi presiden, selalu mengupayakan ini masalah hubungan dengan Bu Mega. Dengan almarhum Pak Taufik (Kiemas) belum kunjung bisa, bahkan dengan Pak Jokowi selalu dimintakan supaya ada solusinya. Makanya, dulu sempat muncul ada klub presiden, tetapi akhirnya itu tidak terlaksana," kata Ferdinand.

Menurutnya, klub presiden ini ditujukan untuk mencairkan hubungan seluruh mantan presiden dan wakilnya, tetapi tak kunjung terealisasi. Tapi memang, akhirnya belum ada solusi sampai hubungan kedua mantan presiden tersebut.

"Demokrat tidak dalam rangka mendekati PDIP. Komunikasi sudah dilakukan dengan Pak Jokowi, tetapi hasilnya belum ada. Maka, sekarang kita memilih komunikasi dulu dengan Partai Gerindra arahnya begitu," kata Ferdinand.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya