Masuk Bursa Cawapres Jokowi, Din Syamsuddin Merasa Tersanjung

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2015-2020, Din Syamsuddin.
Sumber :
  • ANTARA/Reno Esnir

VIVA – Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengaku bersyukur namanya masuk dalam bursa calon wakil presiden pendamping Joko Widodo pada Pilpres 2019 nanti. Ia merasa tersanjung jika dirinya benar menjadi kandidat cawapres Jokowi.

Jika Tak Minta Maaf ke Din Syamsuddin, GAR ITB Diancam Dipolisikan

"Saya mendengar nama saya disebut oleh kelompok tertentu maupun partai politik. Hemat saya, saya sikapi dengan rasa syukur manusiawi jika saya tersanjung karena mendapat kehormatan dan penghormatan," kata Din Syamsuddin saat di Malang, Jumat, 3 Agustus 2018.

Din mengaku siap andai dipilih menjadi pendamping Jokowi. Menurutnya, ia memiliki pengalaman segudang dalam kancah politik Tanah Air. Dirinya pernah menjadi Ketua Umum Pusat Muhammadiyah.

Intelektual Muhammdiyah: Din Syamsuddin Pengusung Islam Tengahan

Din menyebut, Muhammadiyah merupakan organisasi Islam yang memiliki gerakan skala nasional hingga internasional. Setiap bidangnya memiliki kegiatan yang hampir sama dengan negara. Ia juga memiliki pengalaman sebagai Ketua Umum MUI.

"Sekarang dewan kehormatan MUI, dan pengalaman di birokrasi dan partai politik saya juga pernah. Saya rasa pengalaman ini dapatlah saya jadikan modal jika mendapat kesempatan itu. Oleh karena itu saya tidak mau berbasa-basi pura-pura tidak mau," ujar Din Syamsuddin.

JK: Din Syamsuddin Mengkritik Sebagai Akademisi

Namun ia mengaku tahu diri dengan posisinya saat ini. Ia enggan berandai-andai terlalu jauh meski dirinya ingin maju sebagai Cawapres. Sebab, posisi tawar dirinya sebagai orang di luar parpol tentu kalah dengan para elite politik dari kalangan parpol.

"Maka ini bukan sesuatu kasak-kusuk yang harus diupayakan apalagi mengemis jabatan. Karena hadis berkata jangan beri jabatan yang ambisius memintanya apalagi sebelumnya tidak mampu, bukan ahlinya. Jangan beri jabatan besar apalagi kepala negara atau wakil kepala negara kepada yang bukan ahlinya itu akan membawa pada kehancuran," tutur Din.

Din mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi andai dirinya terpilih sebagai cawapres pendamping Jokowi. Komunikasi terakhir bersama Jokowi terjadi pada Juli lalu. Saat itu Din memiliki kesempatan untuk salat berjamaah bersama Jokowi di Pondok Pesantren Dea Malela, Sumbawa.

"Saya serahkan kalau seandainya ini baik buat bangsa. Tanggal 29 Juli yang lalu beliau berkunjung ke pesantren yang saya pimpin di Sumbawa, pesantren modern international Dea Malela. Ada kesempatan salat berdua tapi saya tidak elok kalau saya bicara tentang Pilpres apalagi tentang Cawapres sama sekali tidak berbicara itu." (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya