Ujaran Kebencian dan Politik SARA Masih Tinggi Dalam Pemilu 2019

Mochammad Afifuddin Komisioner Bawaslu
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Mochammad Afifuddin mengatakan, ujaran kebencian dan politik SARA masih tinggi terjadi dalam pemilu 2019.

DPR Gelar Uji Kelayakan Calon Anggota KPU-Bawaslu pada 14-17 Februari

Dijelaskan Afifuddin, berdasarkan indeks kerawanan pemilu (IKP) didapatkan data, bahwa terdapat  90 kabupaten dan kota masuk kategori rawan tinggi ujaran kebencian di angka 17,5 persen. Untuk politik SARA, ada 424 kabupaten dan kota di angka 82,5 persen yang rawan sedang. 

"Temuan-temuan di lapangan dalam kajian IKP 2019 ini diharapkan menjadi ancangan untuk Bawaslu, dan para pemangku kepentingan lain berkonsentrasi di semua kabupaten kota," kata Koordinator Divisi Pengawasan dan Sosialisasi itu di Jakarta Selatan, Selasa 25 September 2018.

Timsel Serahkan Daftar Nama Calon Anggota KPU dan Bawaslu ke Jokowi

Dijelaskan Afifuddin, selain ujaran kebencian dan politik SARA, juga ada tiga hal lagi yang menjadi sorotan. Ketiganya adalah persoalan keamanan, netralitas aparatur sipil negara (ASN) dan politik uang.  

Bawaslu mencatat, politik uang masuk rawan tinggi di 176 kabupaten dan kota di angka 34,2 persen. Serta rawan sedang di 338 kabupaten kota dan provinsi di angka 65,8 persen. 

Bawaslu Siap Bekerja Kapanpun Pemilu 2024 Digelar

"Persoalan politik uang perlu mendapatkan perhatian juga. Hal ini menjadi ancaman demokrasi pemilu di Indonesia," ungkapnya. 

Politikus PDIP Junimart Girsang .

Calon Anggota KPU-Bawaslu Wajib Tes PCR 2 Kali Sebelum Uji Kelayakan

Tes PCR kedua, kata Junimart, dilakukan menjelang uji kepatutan dan kelayakan calon anggota KPU-Bawaslu dilakukan yakni sebelum 14 Februari.

img_title
VIVA.co.id
9 Februari 2022