Tim Jokowi Duga Ada Skenario Besar di Balik Hoax Ratna Sarumpaet

Sorot 20 tahun Reformasi - Budiman Sudjatmiko
Sumber :
  • Twitter.com/@budimandjatmiko

VIVA – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, sudah menduga rekayasa penganiayaan dilakukan Ratna Sarumpaet. Pembohongan kepada publik itu lalu diteruskan elite partai pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang dicapnya merupakan gaya kampanye usang.

Sekjen Gerindra Sebut Prabowo Butuh Dukungan Rakyat dan Parpol untuk Wujudkan Janji Kampanye

Menurut Budiman, kampanye itu sudah dilakukan di berbagai negara. Salah satunya Donald Trump yang memenangi Pemilu Amerika Serikat 2016 lalu.

"Akhirnya menjadi pengulangan cara-cara politik di Amerika Serikat saat Pilpres AS (Donald) Trump, Brexit, Kenya, dan negara lain," kata Budiman di Posko Rumah Cemara, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018.

Prabowo: Dihina, Diremehkan dan Difitnah Itu Bagian dari Kehidupan

Fenomena itu, menurut Budiman, ia telusuri hingga ke Inggris. Ia menyambangi perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica yang menggunakan metode memanfaatkan profil masyarakat khususnya netizen dalam menanggapi suatu informasi di media sosial. Model itu seperti yang dilakukan Ratna Sarumpaet.

"Jadi apa yang terjadi dengan kasus Ratna sepertinya bukan sebuah kesalahan atau kekeliruan, tapi suatu kehebohan yang diciptakan. Karena memang orang mau dikacaukan dengan kabar palsu," kata Ketua DPP PDIP itu.

Dukung Ide Presidential Club Prabowo, Heikal: Insya Allah Silaturahmi Para Presiden akan Terjalin

Budiman yang juga anggota Tim kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini mengatakan, kasus Ratna seolah digiring bahwa Prabowo adalah korban. Ratna juga dipecat sebagai juru kampanye.

Metode penyebaran kabar hoax ini sebelumnya pun berupaya mengeksploitasi sifat emosional manusia. Itu terjadi pada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat Pilkada Jakarta lalu, yang mana memobilisasi dukungan dengan anti terhadap satu figur tertentu.

"Dan itu memang sudah dipetakan bahwa ada bagian otak kita yang namanya amigdala, tempat di mana rasa jijik dan takut terhadap yang berbeda dieksploitasi sehingga kemudian manusia tidak diberi kesempatan berpikir jernih dan waras," ujarnya.

Aktivis Ratna Sarumpaet (kanan) tiba di Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis, 4 Oktober 2018.Foto: Ratna Sarumpaet

Budiman hakul yakin, dusta Ratna Sarumpaet sengaja untuk mendiskreditkan Jokowi selaku calon Presiden berstatus petahana. Salah satu buktinya pernyataan tokoh-tokoh yang ada di koalisi Prabowo Subianto, calon presiden rival Jokowi.

Mereka menanggapi awal cerita penganiayaan Ratna, seorang ibu dan aktivis perempuan berusia 70 tahun tengah dibungkam suaranya.

"Bahkan tokoh-tokoh sekitar Pak Prabowo sendiri, mulai dari Pak Djoko Santoso, Amien Rais, Fuad Bawazier, Rocky Gerung, Hanum Rais, Rachel Maryam, Fadli Zon dan lain-lain," ujarnya.

Drama Terencana

Drama kebohongan aktivis Ratna Sarumpaet disebut merupakan agenda yang terencana. Ketua DPP PDIP Komarudin Watubun menilai ada satu skenario besar dalam kebohongan Ratna itu.

"Saya kira ini satu skenario besar yang menurut saya harus ditelusuri. Apa motif di balik itu, itu yang paling penting," kata Watubun di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018.

Menurut Watubun, Ratna pasti tidak tiba-tiba melakukan kebohongan itu. Karena reputasi Ratna katanya telah dibangun sejak lama sejak masa pemerintahan Orde Baru.

"Itu kan pasti ada motifnya, tidak sekadar dibohongin. Masa orang menjaga reputasi dari zaman Orde Baru sampai sekarang hanya dalam waktu seketika bisa seperti itu, saya kira tidak," ujar dia.

Budiman hakul yakin, dusta Ratna Sarumpaet sengaja untuk mendiskreditkan Jokowi selaku calon presiden berstatus petahana. Salah satu buktinya pernyataan tokoh-tokoh yang ada di koalisi Prabowo Subianto, calon presiden rival Jokowi.

Mereka menanggapi awal cerita penganiayaan Ratna, seorang ibu dan aktivis perempuan berusia 70 tahun tengah dibungkam suaranya.

"Bahkan tokoh-tokoh sekitar Pak Prabowo sendiri, mulai dari Pak Djoko Santoso, Amien Rais, Fuad Bawazier, Rocky Gerung, Hanum Rais, Rachel Maryam, Fadli Zon dan lain-lain," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya