Peneliti Ungkap Cara Agar Suara Golkar Tak Terjun di Pileg 2019

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby
Sumber :
  • VIVA/Lilis Khalisotussurur

VIVA – Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby menilai Golkar harus bisa meminimalkan isu negatif bila ingin survive dalam Pemilihan Legislatif 2019, terutama terkait isu soal korupsi.

Gerindra Buka Peluang Usung Bobby Nasution Maju Pilgub Sumut

"Minimalisir isu negatif. Isu negatif yang muncul 6 bulan ke depan harus diminalisir sehingga tak menambah penderitaan Golkar," kata Adjie di kantor LSI, Jakarta, Jumat, 2 November 2018.

Ia menyarankan agar Golkar memperbanyak isu terkait program yang langsung menyentuh masyarakat level bawah. Golkar harus mampu menjangkau pemilih di desa. 

Airlangga Bantah Golkar dan PAN Rebutan Jatah Menteri ESDM di Kabinet Prabowo

"Lalu Golkar juga harus memanfaatkan kekuatan caleg. Kalau ini bisa dimaksimalkan Golkar, mereka bangkit bisa minimal raih signifikan minimal bertahan sehingga suaranya tak tergerus," kata Adjie.

Ia mencontohkan, Partai Demokrat pada 2014 sebagai petahana suaranya terjun bebas dari 20 persen ke 10 persen. Padahal Susilo Bambang Yudhoyono masih menjadi presiden.

PKS-Golkar Siap Menangkan Pilkada Depok 2024

"Itu karena efek negatif isu yang kuat jelang pemilu. Korupsi di Demokrat dipersepsikan sebagai korupsi berjamaah, korupsi partai. Karena hampir semua tokoh partai kena. Ada mantan ketua umum partai, ada bendum partai," kata Adjie.

Sebelumnya, Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) - Denny JA. R memprediksi Golkar hanya mendapatkan juara nomor tiga dalam Pileg 2019. Sebabnya Golkar terkena 'efek bakpau' kasus dugaan korupsi mantan Ketua Umum Golkar Setya Novanto.

"Golkar juara nomor tiga dan potensial untuk pertama kalinya tak masuk dua besar dalam sejarah pemilu di Indonesia," kata Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Adjie Alfaraby di kantor LSI, Jakarta, Jumat, 2 November 2018.

Ia menjelaskan maksud 'efek bakpao' lantaran kasus Novanto yang puncaknya menabrak tiang listrik dan diklaim benjol sebesar bakpao. Kasus ini dianggap menurunkan wibawa Golkar.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya