Logo BBC

Jokowi dan Prabowo Dianggap Sama-sama Berjurus 'Propaganda ala Rusia'

Debat Pertama Capres-Cawapres Pemilu 2019, Joko Widodo-Prabowo Subianto.
Debat Pertama Capres-Cawapres Pemilu 2019, Joko Widodo-Prabowo Subianto.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

"Kita curigai ada konsultan asing yang dipakai oleh mereka yang kemudian memporak-porandakan kesatuan bangsa dengan haoks, fitnah tadi. Itu makanya kami bilang cukup. Enggak cocok kampanye ala Trump dipakai di Indonesia," tambahnya.

Tim Kampanye Nasional pun, kata dia, tidak khawatir aksi saling melontarkan sindiran ini akan berpengaruh kepada suara pendukungnya. Justru, dengan cara ini mereka ingin mempertahankan para pemilihnya yang masih ragu-ragu.

Irma mengatakan dengan alasan itu, pihaknya menerapkan strategi kombinasi antara penyampaikan peringatan, klarifikasi, dan program.

Namun ia mengakui porsi penyampaikan program masih minim.

"Yang namanya hoaks merajalela. Berita bohong lebih disukai karena membuat masyarakat terprovokasi. Tidak semua orang bisa diyakinkan dengan penyampaikan program saja," imbuhnya.

"Ke depan Jokowi ingin fokus di sumber daya manusia. Jadi mereka itu bisa ikut magang di perusahaan-perusahaan besar selama setahun lalu dapat sertifikat dan bisa bersaing di pasar kerja internasional," kata Irma terkait program yang akan diterapkan bila terpilih lagi.

Namun pengamat politik Aditya Perdana mengatakan saling serang pernyataan antara Jokowi-Ma`ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga tidak akan berhenti.

"Ya saya bisa pahami, bisa jadi kekhawatiran yang disampaikan pihak oposisi benar. Tapi bisa jadi ini adalah gaya yang disampaikan Jokowi bahwa dia selama ini dalam posisi yang selalu mengalah. Sehingga ini saatnya untuk melawan balik," ujar Aditya.