Logo BBC

Kabinet Kerja Jilid II akan Lebih Tersandera Elit Politik?

Presiden Joko Widodo berjalan bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10). - Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo berjalan bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10). - Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Sumber :
  • bbc

Lebih lanjut, Ngabalin mengatakan komunikasi antara Jokowi dengan elit partai penyeimbang, Prabowo Subianto, SBY dan Zulkifli Hasan tak akan merugikan semua pihak, termasuk partai koalisi pendukung pemerintah.

"Supaya maksudnya mengkomunikasikan lebih indah, lebih enak didengar. Lebih asik membicarakannya, jangan juga mereka tersinggung, atau (merasa) tidak dilibatkan," katanya.

Pada akhirnya, kata Ngabalin, pilihan Gerindra, Demokrat atau pun PAN untuk berada di luar pemerintahan atau berkoalisi tetap penting untuk menjaga keseimbangan dalam kenegaraan.

"Dan untuk kepentingan bangsa dan negara mereka juga siap ada di luar kabinet, karena melakukan kontrol kepada pemerintah, itu adalah sesuatu yang mulia," katanya.

Lobi-lobi politik susun kabinet

Pertemuan Prabowo, SBY dan Zulkifli Hasan di Istana Kepresidenan menjadi "kode keras" lobi-lobi politik berlangsung jelang pelantikan presiden, Minggu, 20 Oktober 2019.

Pertemuanyang digelar dalam waktu terpisah itu diakui Jokowi dalam rangka "peluang masuk kabinet".

"Kita bicara itu (peluang Demokrat masuk koalisi), tapi belum sampai sebuah keputusan," kata Jokowi usai bertemu Ketua Umum Partai Demokrat, SBY di Istana, Kamis, (10/10).

Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga mengatakan peluang susunan kabinet yang sudah selesai masih bisa berubah.

"Ya mungkin ada pertimbangan masih bisa berubah," kata Jokowi.

Berselang satu hari, Jumat (11/10), Jokowi bertemu Prabowo Subianto—rival dua kali berturut-turut dalam Pilpres, di Istana Negara.

"Tapi urusan satu ini (koalisi) belum final. Kami tadi sudah berbicara banyak mengenai kemungkinan Partai Gerindra untuk masuk ke koalisi kita," kata Jokowi, Jumat (11/10).

Prabowo pun menyatakan siap bergabung, jika partainya dibutuhkan dalam pemerintahan.

"Kami siap membantu kalau diperlukan. Kalau umpama kita tidak masuk kabinet, kami tetap akan loyal di luar sebagai check and balances . Sebagai penyeimbang," katanya.

Keinginan Gerindra merapat dalam koalisi juga ditunjukkan dari safari Prabowo Subianto dengan elit politik parpol koalisi.