Surya Paloh dan Sohibul PKS Mesra, PDIP: Strategi 2024

Ketum Nasdem Surya Paloh (kiri) bersama Presiden PKS Sohibul Iman (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Dinamika politik saat ini memperlihatkan kemesraan politik antara Ketua Umum Nasdem dengan Presiden PKS Sohibul Iman. Terkait ini, Ketua DPP PDIP, Eriko Sotarduga menilai kemesraan itu sebagai bagian strategi menghadapi Pilpres 2024.

Rocky Gerung Minta Anies Jangan Nyagub Lagi: Itu Lebih Bermutu, Ngerti Etika Politik

"Kalau saya secara pribadi menganggap hal ini sebagai hal yang wajar, bagian strategi menghadapi 2024. Artinya sekarang sudah ada ancang-ancang, sudah ada seperti apa," kata Eriko di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis 7 November 2019.

Dia menambahkan, respons Presiden Joko Widodo yang menyindir Surya Paloh soal kemesraan itu ingin menyampaikan koalisinya masih bersama sampai 2024. Tapi, posisi Jokowi dalam periode kedua ini memang lebih bebas.

Eka Gumilar Berpotensi Besar Diusung PKS jadi Calon Bupati di Bandung Barat

"Artinya lebih menyampaikan apa adanya apa isi hatinya. Dulu kan masih mungkin sedikit banyak ditahan. Kalau sekarang apa yang mungkin tersirat di dalam hatinya itu dikeluarkan, mengenai hal apa yang dikehendaki beliau," kata Eriko.

Dia menambahkan, dari sisi luar, ia membaca kebersamaan Jokowi dengan Nasdem menjadi suatu persahabatan. Tapi, sekarang Jokowi merasakan perubahan. Dinamika politik saat ini cair, sehingga bisa saja Nasdem dan PKS berkoalisi di parlemen.

Pengakuan Prabowo Dibantu Jokowi Persiapkan Diri Jelang Pelantikan Presiden Bulan Oktober

"Kan kalau di parlemen ini seperti hari ini kita melihat ini sangat bebas, sangat cair, bisa saja nanti Nasdem koalisi dengan PKS, wajar saja di dalam parlemen," ujar Eriko.

Meski begitu, menurutnya, masyarakat bisa menilai seperti apa konsistensi masing-masing partai dalam koalisi. Tapi, ia mewakili PDIP yang menilainya hal itu menjadi hak masing-masing.

"Tidak ada hal yang mengganggu dalam soal 2024, karena kan 2024 tidak bisa dikatakan kesimpulannya di hari ini, politik itu dinamis, hari ini, besok tiga hari lagi tentu bisa saja berbeda, tetapi apakah ini bagian dari strategi seperti yang saya sampaikan tadi di awal," ujar Eriko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya