PDIP Dukung Aceh Maju Sesuai Kultur dan Keistimewaannya

Hasto Kristiyanto Silaturahmi ke Tengku Malik Mahmud Al Haythar di Aceh
Sumber :
  • PDI Perjuangan

VIVA – PDI Perjuangan tetap mendorong untuk Aceh yang maju dengan mempertahankan kultur yang selama ini ada. Termasuk dengan status keistimewaan dari provinsi tersebut.

Di Rakernas, PDIP Siapkan Langkah Strategis Pasca Pemilu 2024

Setidaknya hal itu yang disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat silaturahmi ke Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al Haythar, di Meuligoe Wali Nanggroe, Aceh Besar, Minggu malam 27 Februari 2022.

Turut mendamping Hasto yakni Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri. Sementara yang hadir dalam pertemuan tersebut yakni Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Dahlan Jamaluddin, Ketua Umum Partai Aceh, Muzakir Manaf, Staf Khusus Wali Nanggroe, M.Raviq, Rektor Universitas Syiah Kuala Prof Samsul Rizal, dan Chowadja Sanova, tokoh muda Aceh. 

PDIP Ingin Lanjutkan Kerja Sama dengan PPP dan Hanura di Pilkada 2024

Pertemuan berlangsung cukup lama, tiga jam. Dengan suasa yang akrab diiringi dengan santap malam. Beberapa topik pembicaraan terutama mengenai sejarah Aceh, Mou Helsinki, dan cita-cita untuk Aceh ke depan. 

Hasto mengatakan, dari pertemuan dengan Wali Nanggroe, mendapatkan banyak sumber-sumber informasi tentang patriotisme, eksistensi dari Negara Republik Indonesia, hingga perjuangan masyarakat Aceh untuk Indonesia. 

Kapan Megawati dan Prabowo Subianto Bertemu? Hanya Puan dan Hasto yang Tahu

"Kami juga banyak dialog tentang bagaimana hakikat dari keseluruhan subtansi perdamaian yang dijalankan dan masih menyisakan berbagai hal yang harus dikomunikasikan, didialogkan dengan saling menghormati terhadap MoU Helsinki tersebut," jelas Hasto, dalam keterangan yang diterima VIVA. 

"Kami juga menyampaikan salam dari Ibu Megawati Soekarnoputri kepada Bapak Wali Nanggroe. Setelah kami akan menindaklanjuti seluruh hal yang menjadi diskusi pada malam hari ini, dan PDI Perjuangan sebagai pengusung Presiden Jokowi tentu saja ingin terus mewujudkan kemajuan bagi masyarakat Aceh yang didasarkan oleh seluruh kultur dan keistimewaan dari Aceh," tambahnya.

Adapun Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud, menyambut baik upaya dialog seperti ini. Karena menurutnya, ini untuk kebaikan Aceh dan juga tentunya bagi Negara Republik Indonesia. 

"Malam ini luar biasa bagi saya, saya dapat berdialog dengan pak Sekjen dan rombongan. Kita membicarakan Aceh ke depan, dan juga kita bicarakan sedikit sejarah pergolakan Aceh. Bagaimana Aceh dan MoU Helsenki, bagaimana kita menyelesaikannya. Karena keistimewaan itu bisa berjalan agar pembangunan Aceh dapat berlangsung baik," jelasnya. 

Diakhir silaturahmi tersebut, Hasto dan Tengku Malik Mahmud saling bertukar cindera mata. Hasto menyerahkan batik dan sejumlah buku seperti buku berjudul Mustika Rasa, Peribahasa Nusantara: Mata Air Kearifan Bangsa, dan Merawat Pertiwi. 

Hasto menerima cindera mata berupa kupiah meukeutop dan siwah (lebih dari rencong), dan cap sikureung (lambang Wali Nanggroe). 

"Selamat sudah menjadi warga Aceh," kata Wali Nanggroe sambil tersenyum ke Hasto saat menaruh kupiah ke kepala Hasto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya