Fahri Hamzah: MK Sekarang jadi Korban Permainan Politik

Waketum Partai Gelora, Fahri Hamzah
Sumber :
  • Partai Gelora

VIVA – Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah menegaskan, keberadaan Mahkamah Konstitusi (MK) saat ini menjadi korban dari permainan politik, sehingga putusan yang dihasilkan tidak independen. Untuk itu ia tidak terlalu berharap banyak pada institusi tersebut.

Mahfud Sebut Revisi UU MK Perpanjang Masa Tugas Anwar Usman Jadi 16 Tahun

Hal ini, kata dia, setidaknya bisa dilihat dari putusan penolakan Hakim Konstitusi terhadap 30 kali gugatan uji materi (judicial review) terkait UU Pemilu yang diajukan ke MK.

"Saya tidak terlalu tertarik untuk menuntut Mahkamah Konstitusi terlalu banyak, sebab MK itu juga korban dari permainan politik sekarang," kata Fahri Hamzah dalam keterangannya diterima wartawan, Kamis, 14 Juli 2022.

PDIP Melobi Fraksi Partai Lain Galang Dukungan Tolak RUU MK

Menurut Fahri, kamar yudikatif itu seperti MK harusnya independen, bukan justru terperangkap dalam permainan politik politisi. Saat ini, lanjutnya, aktor-aktor politik yang ingin berkuasa terus telah menyandera MK.

Gedung Mahkamah Konstitusi/ist

Photo :
  • vstory
Novel Baswedan Cs Gugat Batas Usia Pimpinan KPK ke MK

"Makanya saya berani mengatakan, MK adalah korban, karena saya pernah menjadi politisi, tahu betul permainan politik seperti ini," ujarnya.

Karena itu, tekan Fahri, publik tak bisa berharap banyak pada MK untuk memiliki kesadaran internal untuk memperbaiki dirinya, karena telah disandera politisi.

"Jadi untuk memperbaiki MK ke depan, kita perlu elaborasi definisi negarawan agar mereka tidak mudah dipengaruhi politisi," ujarnya.

Fahri menilai, saat ini agenda mendesak adalah untuk dilakukan reformasi terhadap MKA. Karena keberadaanya telah melenceng dari tujuan awal pendiriannya, yakni sebagai penjaga konstitusi.

"MK sekarang perlu di reformasi. Kita ini terlalu romantis, sudah 30 kali ditolak, kalau sudah 30 kali, ya MK sudah disandera terus oleh politisi. Maka politisinya kita tumbangkan," kata Fahri.

Fahri mengklaim, Partai Gelora akan menjadi yang terdepan dalam menjaga spirit demokrasi. Dimana ruhnya adalah menjaga sirkulasi pergantian kepemimpinan yang lancar.

"Partai Gelora percaya spirit demokrasi yang sehat ditandai dengan lancarnya sirkulasi kepemimpinan di setiap level. Sehingga demokrasi kita tidak dikuasai oligarki. Kita perlu mengawal demokrasi yang mengedepankan substansi," imbuhnya.

Logo Mahkamah Agung.

Pakar: Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah Tak Bisa Diterapkan pada Pilkada 2024

Pakar kepemiluan dari UI mengatakan bahwa putusan MA yang mengabulkan gugatan batas minimal usia calon kepala daerah tidak dapat diberlakukan pada Pilkada 2024.

img_title
VIVA.co.id
31 Mei 2024