IPW Sebut Insiden Baku Tembak Polisi Tak Cukup Dijelaskan Jumpa Pers

Halaman muka rumah dinas Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, lokasi baku tembak dua polisi yang menewaskan seorang di antaranya.
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA Nasional - Penasihat Indonesia Police Watch (IPW) Johnson Pandjaitan menyoroti keterangan Polri yang janggal dalam kasus baku tembak di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Jakarta. Keterangan Polri atas kasus itu dari awal mencuat hingga kini, menurutnya, berbeda dan mengindikasikan ada yang ditutup-tutupi.

Jenazah Alexsander Parapak Korban Penembakan KKB Dievakuasi ke Mimika

Munculnya berita tersebut ke publik sudah beberapa hari sejak kejadian. Pada awalnya Polri menyebut peristiwa itu dilatarbelakangi karena salah satu anggota Polri tak terima ditegur, tetapi kemudian justru muncul kabar tentang dugaan pelecehan seksual.

"Kalau dilihat dari kronologi yang dijelaskan, baik yang pertama maupun yang kedua, apalagi kepada yang ketiga, itu justru mengundang bahwa ada yang ditutup-tutupi," kata Johnson, yang dikutip Jumat, 15 Juli 2022.

Korban Penembakan OPM Dievakuasi dari Homeyo ke Timika

Polisi berjaga di depan rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo setelah peristiwa baku tembak dua ajudannya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa, 12 Juli 2022.

Photo :
  • ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

Kejanggalan itu, dia berpendapat, diperkuat dengan keterangan keluarga yang melihat jenazah Brigadir J mengalami luka sayatan yang mengisyaratkan peristiwanya bukan hanya saling tembak, tapi ada dugaan penggunaan benda tajam.

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Korban Penembakan OPM di Papua

"Apalagi persoalannya mulai media secara terbuka membuka fakta-fakta apa yang dialami oleh keluarga dan bagaimana mayat itu keadaannya. Tentu ini makin mengundang banyak pertanyaan dan pertanyaan ini sudah tidak lagi spekulasi," ujar Johnson.

Harus ada penyelidikan yang tuntas dan transparan mengenai kasus ini. "Banyak pertanyaan yang standarnya menurut saya makin tajam terhadap fakta-fakta, ya, karena itu saya kira tidak bisa lagi dijawab oleh konferensi pers--tidak bisa."

Johnson menyebut kasus itu pertaruhan bagi institusi kepolisian. "Saya kira kita negara ini bukan hanya institusi kepolisian; negara ini harus menjawab dengan standar-standar yang benar, yang, menurut saya, ukurannya adalah harus pro justicia," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya