Respons Emil Demokrat, KIB Jatim: Gabung Koalisi Jangan Bersyarat

Konferensi pers rencana penyampaian visi-misi KIB di Surabaya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Nur Faishal (Surabaya)

VIVA Politik – Pimpinan tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Jawa Timur angkat suara merespons pernyataan Ketua DPD Demokrat Jatim Emil Elistianto Dardak yang mengusulkan opsi Khofifah-Emil Jilid II pada Pilgub Jatim 2024 sebagai pertimbangan untuk ikut bergabung di KIB Jatim. 

Bertemu SBY, Sudaryono Dapat Restu Demokrat Maju Jadi Jateng 1?

Menurut KIB Jatim, spirit yang dibangun dalam koalisi tersebut adalah kebersamaan, tanpa syarat macam-macam.

Seperti diketahui, sementara ini KIB terdiri dari Golkar, PAN dan PPP. Ketua DPW PAN Jatim Ahmad Rizki Sadig mengatakan, di KIB, semua partai memiliki semangat kebersamaan. Jika Demokrat ingin gabung, maka juga harus mengutamakan kebersamaan. “Tapi kalau terkait mau gabung KIB, jangan pakai syarat-syarat, ya. Kan, KIB dibangun dalam kebersamaan, bukan persyaratan,” katanya di Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat, 12 Agustus 2022.

AHY Ungkap Pembagian Jatah Menteri Kabinet Prabowo-Gibran Sudah Dibahas

Konferensi pers rencana penyampaian visi misi KIB di Surabaya.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Nur Faishal (Surabaya)

Anggota DPR RI itu menuturkan, usulan Khofifah-Emil Jilid II seperti disampaikan Emil Dardak belum dipikirkan oleh PAN. Pihaknya masih menunggu hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024. “Soal [Khofifah-Emil] Jilid II tentunya berdasar undang-undang syarat pencalonan bergantung hasil Pemilu 2024. Kalau PAN mengawal sampai akhir, itu sudah komitmen sebagai pengusung saat Pilgub Jatim 2018,” ujar Sadig.

Politisi Demokrat Debby Kurniawan Daftar Jadi Bacabup Lamongan ke PKB, Ini Alasannya

Sementara itu, Ketua Golkar Jatim Muhammad Sarmuji menegaskan bahwa pada dasarnya urusan koalisi adalah usulan dari kepengurusan tingkat pusat. Dalam konteks ini Demokrat masih dalam tahap penjajakan. Karena itu, menurutnya, kepengurusan tingkat daerah tidak mendahului dan menunggu kepastian bergabung yang diputuskan oleh level pimpinan tingkat pusat.

Sarmuji senang jika Demokrat bergabung dengan KIB. Itu artinya kekuatan koalisi kian bertambah. Namun yang perlu dicatat, sebagai partai yang baru bergabung, maka harus menyesuaikan dengan partai yang sudah bergabung lebih dahulu. “Orang yang datang belakangan harus pasti menyesuaikan diri,” ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR RI itu.

Emil Dardak

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Atas alasan itu Sarmuji ogah menangapi lebih jauh usulan Khofifah-Emil Jilid II pada Pilgub Jatim 2024. Itu menurutnya masih jauh. Di sisi lain, lanjut Ketum KAUJE itu, Golkar sendiri memiliki banyak kader internal yang mumpuni dan bisa diusulkan di Pilgub Jatim, di antaranya dirinya sendiri dan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky. “Belanda masih jauh,” ujarnya berdiplomasi.

Apalagi, khusus untuk Khofifah, Golkar menawarkan agar Ketua Umum PP Muslimat NU itu maju di pentas nasional mencalonkan diri sebagai wakil presiden, mendampingi Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon presiden di Pilpres 2024. “Kalau Pilgub Jatim itu bicaranya setelah Pileg 2024 saja,” kata Sarmuji.

Sama dengan Sarmuji dan Rizky, Wakil Ketua DPW PPP Jatim Mujahid Ansori mengatakan bahwa untuk Pilgub Jatim partainya menunggu hasil Pileg 2024. Jika kursi yang diperoleh lebih banyak dari Demokrat, sangat mungkin partai berlambang Kabah itu akan mengusung kader internal.

"Kalau dengan Bu Khofifah yang notabene adalah kader asli yang dilahirkan PPP, saya kira sudah selesai. Bu Khofifah mau ke pilpres, kita usulkan, mau maju lagi di Pilgub Jatim, ya, kita dukung,” kata Mujahid.

Sebelumnya, Emil Dardak menegaskan bahwa bila partai politik pengusung Khofifah-Emil memutuskan untuk mengusung duet yang sama di Pilgub Jatim 2024, sudah tentu Demokrat akan bergabung. “Dan saya siap bersama Ibu Gubernur di periode selanjutnya,” ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya