Latar Belakang Militer, Prabowo Dinilai Ideal Jadi Presiden Pengganti Jokowi

Mantan Komandan NATO Wesley Kanne Clark, Sr dan Menhan Prabowo Subianto saat acara G20.
Sumber :
  • Dok. Tim Media Prabowo Subianto

VIVA Politik - Indonesia tak lama lagi akan menghadapi tahun politik karena akan ada perhelatan Pemilu serentak 2024 termasuk pilpres. Kepemimpinan Indonesia ke depan akan penuh tantangan dan makin berat.

Komisi II DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Direktur Eksekutif Simetris Researc & Consulting Aher Budiantoro menganalisa momentum kepemimpinan Indonesia dalam forum G20 ini jangan terhenti di tengah jalan. Ia mengatakan demikian karena kondisi global tak bisa dipastikan lantaran ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina belum mereda.

“Sehingga kondisi ini akan membuat pemulihan ekonomi global maupun nasional akan terus berada dalam ketidakpastian," kata Aher, dalam keterangannya, Kamis, 1 Desember 2022.

Petinggi PPP Minta Pimpinan Realistis Segera Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Dia mengatakan capres dan cawapres di Pemilu 2024 nanti diharapkan figur dengan karakter kepemimpinan yang kuat. Selain itu, figur yang memahami betul tantangan bangsa Indonesia ke depan dengan segala kompleksitasnya. 

Direktur Eksekutif Simetris Researc & Consulting Aher Budiantoro

Direktur Eksekutif Simetris Researc & Consulting Aher Budiantoro

Photo :
  • Istimewa
Bawaslu Ultimatum Jajaran Tak Main Mata Dalam Proses Rekrutmen Panwascam Pilkada 2024

Aher menyinggung hasil survei terbaru Skala Survei Indonesia (SSI) yang berjudul ‘Dampak Ketegangan Global Terhadap Keamanan Indonesia’. Dari survei itu, sekitar 17,9 persen responden setuju dengan penyataan bahwa perang Rusia melawan Ukraina akan berdampak pada keamanan Indonesia. Sementara, 12,8 persen mengatakan konflik tersebut tak akan berdampak pada keamanan Indonesia. 

Dia mengatakan kekhawatiran publik responden dalam jajak pendapat SSI mengenai dampak konflik antara Rusia dengan Ukraina ke depannya cukup beralasan. Menurutnya, yang paling berbahaya dalam perang Rusia dan Ukraina adalah menajamnya eskalasi konflik yang berpotensi menyeret negara lain, seperti Amerika Serikat (AS) dan NATO. 

Menurut dia, sikap politik AS dan NATO yang mendukung militer Ukraina dikhawatirkan akan membuat cakupan perang jadi jauh lebih besar. Ada kecemasan kemungkinan digunakannya senjata pemusnah massal atau nuklir.

“Kalau sampai pecah perang dengan cakupan yang lebih luas, sudah bisa dipastikan suplai dan distribusi komoditas global, baik pangan dan energi akan terhenti secara drastis," jelas Aher.

Ia bilang kondisi itu sulit dikembalikan ke titik normal dalam kurun waktu 1-2 tahun ke depan. Maka itu, Aher berharap Pemerintah Indonesia waspada dan mengantisipasi segala kemungkinan terburuk jika sewaktu-waktu terjadi eskalasi konflik antara Rusia-Ukraina.

Menhan RI Prabowo Subianto di Indo Defence 2022 Expo and Forum

Photo :
  • Dok. Istimewa

Aher menambahkan dari laporan SSI yang juga coba mengelaborasi tokoh nasional yang bisa mengatasi masalah ancaman keamanan Indonesia akibat perang antara Rusia-Ukraina. Temuan survei, 11,1 persen reponden menyatakan ada tokoh nasional mampu atasi ancaman tersebut. 

Dia bilang, nama-nama tokoh nasional yang dinilai responden bisa atasi ancaman keamanan tersebut seperti Prabowo Subianto sebanyak 39,1 persen; Jokowi 29,3 persen dan Anies Baswedan 6,8 persen.

Menurut Aher, Prabowo punya keunggulan karena latar belakangnya dari militer. Apalagi, Ketua Umum Partai Gerindra itu kini menjabat Menteri Pertahanan.

“Latar belakang militer, yang secara ketokohan identik dengan ketegasan. Ditambah jabatan beliau sebagai Menteri Pertahanan yang menyelenggarakan fungsi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan," tutur Aher.

Bagi dia, wajar jika Pak Prabowo dinilai sebagai tokoh yang bisa melanjutkan kepemimpinan nasional. "Sebagai tokoh yang diproyeksikan mampu melanjutkan kepemimpinan nasional untuk mengatasi masalah ancaman keamanan Indonesia akibat perang antara Rusia-Ukraina,” ujar Aher. 

Lebih lanjut, Aher prediksi pemulihan ekonomi, baik nasional maupun global akan memakan waktu yang tak sebentar. Maka itu, menurutnya tongkat estafet kepemimpinan nasional dari Jokowi ini idealnya diisi oleh figur yang mampu mengatasi potensi ancaman keamanan dan perekonomian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya