Kader NU Seperti Khofifah Masuk Bursa Pilpres 2024, Gus Yahya: Karena Track Recordnya

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf
Sumber :
  • VIVA/ Nur Faishal

VIVA Politik – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, secara tegas menyampaikan bahwa tidak ada calon presiden maupun wakil presiden yang direkomendasikan oleh NU di Pilpres 2024. Lantas bagaimana dengan tokoh-tokoh dari NU yang digadang-gadang seperti Khofifah Indar parawansa?

Blak-blakan! Prabowo: Pak Jokowi Suruh Semua Menteri Kasih Data ke Saya

Sejumlah tokoh dari NU, baik struktural maupun kultural, digadang-gadang bakal maju di Pilpres 2024. Tak terkecuali seperti Ketua Umum PP Muslimat NU yang juga Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan Ketum DPP PKB A Muhaimin Iskandar alias Cak Imin atau Gus Muhaimin. Termasuk adik Gus Yahya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Menurut Gus Yahya, sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf, bila ada nama orang NU yang masuk dalam bursa itu karena kredibilitas dan kapasitasnya. Tetapi bukan karena ke-NU-annya. 

Khofifah Ingin Duet Lagi dengan Emil Dardak di Pilgub Jatim 2024

“Itu atas nama track recordnya sendiri,” tegas Gus Yahya, usai menghadiri acara tentang peringatan 1 Abad NU di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu, 11 Januari 2023.

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya Saat Silaturahim di Surabaya

Photo :
  • VIVA/ Nur Faishal
Khofifah Tak Setuju Wacana Kemensos dan KemenPPPA Digabung

Hal yang pasti, secara struktural Gus Yahya menegaskan, NU tidak merekomendasikan kadernya untuk maju di Pilpres 2024. 

“Enggak ada, enggak ada (capres dan cawapres dari NU). Pokoknya saya tegaskan bahwa tidak ada calon presiden atau wakil presiden atas nama NU. Tidak ada sama sekali,” ujarnya.

Pada Pemilu 2024, dia mengingatkan tentang adanya kelompok tertentu yang mengkonsolidasikan kekuatan untuk memasukkan paham dan ideologinya yang berseberangan dengan NKRI. Dalam konteks ini, posisi NU dalam pentas politik nasional ialah menjaga agar tidak terjadi politik identitas, demi keutuhan NKRI.

“Kami melihat tanda-tanda bahwa ada kelompok-kelompok yang problematis sangat potensial menimbulkan masalah serius, berkonsolidasi untuk mencari semacam alat untuk menjadikan kekukatan politik mereka, manifes di dalam pertarungan,” ujar Gus Yahya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya