Airlangga Hartarto Lebih Condong ke Prabowo, Pengamat Sebut Masuk Akal dan Bisa jadi Cawapres

Ketum Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Sumber :
  • Instagram @golkar.indonesia

Jakarta – Ke mana Partai Golkar khususnya Ketua Umum Airlangga Hartarto berlabuh dalam barisan koalisi Pilpres 2024, belum ada keputusan. Belakangan, publik melihat ada kecondongan ke kubu capres Prabowo Subianto.

Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra, bersama-sama PKB membangun Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau KKIR. Pengamat politik Adi Prayitno, menilai masuk akal bila Airlangga condong ke Prabowo.

Adi melihat, ada peluang untuk menjadi cawapres bila ke Prabowo. Itu dikatakannya, menanggapi seloroh Airlangga yang bertanya tentang Prabowo saat diwawancarai oleh wartawan di Istana Jakarta beberapa waktu lalu.

"Itu pasti ditafsirkan sebagai bagian dari kode dimana pak Airlangga ditafsirkan lebih condong ke Prabowo Subianto. Masuk akal juga kalau ada yang menafsirkan semacam itu," kata Adi, Rabu, 14 Juni 2024.

Di momentum tahun politik seperti sekarang, maka segala gerak gerik elit politik apalagi ketua umum, bisa dibaca untuk kepentingan politik. Termasuk agenda pilpres.

Condongnya Airlangga ke Prabowo, menurutnya banyak faktor termasuk kedekatan pribadi. Baik Prabowo dan Airlangga saat ini sama-sama berada di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Keduanya juga sudah bersahabat sejak lama, saat sama-sama masih di Golkar. Prabowo adalah kader Golkar sebelum membangun Partai Gerindra.

Kecenderungan Airlangga ke koalisi yang dibangun Prabowo, menurut Adi juga membuat peluang Menko Perekonomian itu untuk menjadi cawapres, terbuka lebar.

"Bisa juga Airlangga yang dipilih jadi cawapres, mendampingi Prabowo," katanya.

Peluang itu tetap harus seizin dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Mengingat Gerindra dan PKB sudah menandatangani piagam koalisi.

Komunikasi politik untuk menyatukan Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau KKIR, terus dibahas. Terutama konfigurasi capres dan cawapres. 

Bila capres berasal dari KKIR karena memang tidak bisa ditawar yakni Prabowo Subianto, maka cawapres harusnya dari unsur KIB. Itu ditegaskan oleh Ketua DPP Partai Golkar, Nusron Wahid. 

"Kalau gagasannya itu adalah integrasi 2 koalisi yaitu KIB dan KKIR, kan KKIR sudah mempunyai calon presiden yang pakem, yang tidak mau ditawar. Namanya Pak Prabowo Subianto," kata Nusron, Jakarta, Rabu 14 Juni 2023. 

Maka untuk menyatukan kedua koalisi yang dinilainya sangat besar ini, harus ada yang mengalah. Bila disepakati semuanya capres adalah Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra maka cawapres dari KIB. Golkar menegaskan, Airlangga Hartarto sangat pantas. 

"Supaya ini (koalisi) bisa melebur, kan kita juga harus ada yang mau mengalah. Oke kalau begitu presidennya dari KKIR, tapi wakil presidennya dari KIB," jelas Nusron.

Prabowo Bertekad Ringankan UKT di PTN: Kalau Bisa Sangat Minim atau Gratis
Wawancara eksklusif tvOne dengan Presiden terpilih RI Prabowo Subianto.

Prabowo Bicara soal Demokrasi: Kritik Itu Harus dan Boleh, Namun yang Objektif

Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto mengatakan demokrasi akan semakin kuat di Indonesia karena maraknya perkembangan internet dan media sosial.

img_title
VIVA.co.id
23 Mei 2024