Survei PPI: Popularitas Gibran Unggul di Pilgub Jateng, Faktor Anak Jokowi Cuma 8,1 Persen

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dipanggil PDIP
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Nama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memiliki popularitas tinggi dengan didukung elektabilitasnya jika maju sebagai bakal calon Gubernur Jawa Tengah di Pemilu 2024. Namun, meroketnya Gibran bukan karena faktor anak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).

Hasto Bilang PDIP Tetap Pilih Jalan Ideologis Bersatu dengan Rakyat

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno mengatakan motif masyarakat Jawa Tengah memilih Gibran karena faktor anak Presiden Jokowi tidak begitu besar. Menurut dia, alasan Gibran anak Presiden Jokowi cuma 8,1 persen saja.

“Motif atau alasan memilih Gibran itu karena terkenal atau kenal calonnya sebesar 14,2 persen. Kinerja dan kepemimpinan bagus sebesar 11,1 persen; ramah atau baik sifatnya sebesar 10,9 persen, baik orangnya sebesar 8,9 persen dan anak Jokowi cuma 8,1 persen,” kata Adi saat konferensi virtual pada Kamis, 23 Juni 2023.

Hasto Sebut Banyak Pengurus PDIP Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Direktur PPI Adi Prayitno

Photo :
  • VIVA/Yeni Lestari via Zoom Meeting

Adi melanjutkan alasan lain memilih Gibran karena satu daerah itu 6,4 persen; masih muda sebesar 5,8 persen; merakyat sebesar 5,6 persen; pemberani atau tegas sebesar 5,3 persen; pintar dan cerdas sebesar 4,5 persen; berpengalaman sebesar 3,6 persen; berwibawa sebesar 2,2 persen.

Surya Paloh Sambut Baik PKS Jika Ikut Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran

“Pekerja keras (1,9 persen), peduli rakyat (1,9 persen), membawa perubahan (1,9 persen), visi misi dan programnya (1,7 persen), bijaksana (1,1 persen), cepat tanggap (0,8 persen), bersih dari kasus (0,8 persen), berkarakter (0,8 persen), sederhana (0,6 persen), bertanggungjawab (0,3 persen), tidak jawab (1,6 persen),” jelas Adi.

Maka itu, Adi menyebut secara umum masyarakat Jateng masih memilih Gubernur karena alasan yang bersifat emosional atau psikologis (49 persen) dibanding alasan rasional (15,1 persen) dan sosiologis (6,5 persen).

Artinya, menurut dia, masyarakat Jateng masih tertarik pada citra, image dan ketokohan seseorang dibanding program kerja dan narasinya. Maka itu membangun kedekatan emosi dan menjaga citra dengan pemilih menjadi lebih penting dibanding kapasitas dan kapabilitas.

Selanjutnya, Adi mengatakan faktor sosiologis seperti satu daerah (3,4 persen), religius/ulama (1,8 persen), menjadi yang paling kuat pengaruhnya. Maka itu, menurutnya muatan sosialisasi harus memperhatikan sentimen kedaerahan.

Selain itu, faktor rasional memilih Gubernur adalah kinerja dan kepemimpinannya bagus (9,8 persen) dan berpengalaman (5,0 persen). Ini menandakan bahwa faktor kinerja dan kepemimpinan masih dipandang penting dan akan bertambah kuat seiring dengan sosialisasi dan kampanye program serta keberhasilan para kandidat nanti.

“Gibran banyak dipilih karena popularitasnya (14,2%) dibanding kinerjanya (11,1%). Taj Yasin Maimoen dipilih karena keulamaannya (19,6%). KH Yusuf Chudlori dipilih karena ketokohannya (26,4%). Hendrar Prihadi dipilih karena kinerja (27,9%) dan berpengalaman (22,5%). Dico Ganinduto dipilih karena Kinerja dan Kepemimpinannya (34,5%),” pungkasnya.

Parameter Politik Indonesia melakukan survei opini publik yang memotret preferensi masyarakat Provinsi Jawa Tengah, khususnya terkait peta kekuatan figur bakal calon Gubernur maupun Wakil Gubernur Jawa Tengah tahun 2024.

Adapun, sampling yang digunakan dalam survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 800 responden. Responden itu tersebar di 35 Kota/Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah.

Survei PPI memiliki level kepercayaan 95 persen dengan margin of error survei sebesar 3,5 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya