Citra Personal Capres, Prabowo Bebas dari Intervensi Oligarki Politik, Kalau Ganjar dan Anies?
- ist
Jakarta – Hingga saat ini, 3 nama diprediksi akan menjadi capres di Pilpres 2024. Yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Lalu, bagaimana citra personal masing-masing bakal capres tersebut?
Direktur Eksekutif Inovasi Politika Indonesian Center (Inpoin Center), Zainul Abidin Sukrin, mengatakan kalau kandidat politik lebih laku dijual ke konstituen atau pemilih dibanding partai politik. Melemahnya loyalitas partisan disebut sebagai faktornya.
Maka, jelas Zainul, para capres harus membangun citra sosialnya di masyarakat. Sehingga citra pada pemilih tersebut benar-benar mengakar pada capres.
Dari riset pihaknya, Zainul mengatakan kalau ada 3 preferensi tertinggi masyarakat terhadap capres. Pertama, dekat dengan rakyat dan sederhana. Kedua, memiliki kapasitas dan track record. Ketiga, tegas dan berjiwa nasionalisme.
Untuk Prabowo Subianto, jelas Zainul, pemilihnya mempunya preferensi pada pilihan sebagai tokoh yang kuat dan tegas. Maka jatuhlah pilihan itu ke Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
"Selain itu juga Prabowo Subianto terus menguatkan citra sosialnya sebagai sosok yang mandiri secara politik. Prabowo Subianto merupakan seorang ketum parpol jadi terbebas dari intervensi oligarki politik," jelas Zainul, dalam keterangannya yang diterima, dikutip Kamis 31 Agustus 2023.
Walau dicitrakan seperti itu, Zainul mengatakan perlu dilihat juga seberapa besar pemilih yang punya preferensi demikian. Menurutnya, masih kecil dibanding dengan sosok yang merakyat.
"Tantangan image dan citra sosial Prabowo Subianto tersebut, segmentasi pemilih yang digarapnya tidak lebih besar dibandingkan dengan pemilih yang menginginkan sosok Presiden yang dekat dengan rakyat, serta sederhana," jelasnya.
Untuk Ganjar Pranowo, dia menjelaskan bahwa sosok yang diusung oleh PDIP ini memang dikenal sebagai capres yang sederhana. Selain itu, citranya juga dekat dengan rakyat. Bahkan diasumsikan akan melanjutkan kepemimpinan Presiden Jokowi.
"Kecenderungan persepsi pemilih terhadap Ganjar Pranowo yaitu sosok yang dekat dengan rakyat dan sederhana. Sehingga Ganjar Pranowo mencitrakan dirinya sebagai sosok sederhana dan tidak elitis," jelasnya.
Segmentasi pendukung Ganjar di Pilpres 2024, mayoritas adalah pendukung Jokowi. "PDIP sebagai partai pengusungnya mengorganisasi persepsi tersebut sebagai peluang," katanya.
Tapi karena ini juga, jelas Zainul, maka Ganjar harus bisa lebih kuat memberi citra kalau dia juga merakyat. Sebab bagi pendukung Jokowi, Presiden yang dekat dengan rakyat adalah Jokowi. Menurutnya, peluang ini bisa membuat pendukung Jokowi beralih kalau Ganjar tidak mampu melampaui citra merakyat dari Jokowi.
"Ganjar Pranowo harus melampaui citra dan image sosial dari Presiden Joko Widodo yang sudah terlalu mengakar di sebagian besar pemilih," katanya.
Sedangkan untuk bakal capres Anies Baswedan, Zainul mengatakan kalau sosok ini dipersepsikan punya kapasitas dan track record yang baik. Karena itu, jelas dia, Anies mempersepsikan dirinya sebagai capres yang punya konsep dan gagasan yang kuat untuk Indonesia.
"Posisi citra sebagai bakal calon presiden yang memiliki konsep dan gagasan, menguatkan posisi dengan baik terhadap pemilih yang rasional, yaitu pemilih yang mendasarkan pilihan terhadap visi dan program kerja," jelasnya.
Posisi citra Anies yang demikian, menurutnya punya tantangan. Seberapa besar segmen pemilih yang punya preferensi seperti yang dicitrakan oleh Anies.
"Tetapi, posisioning Anies Baswedan ini, memiliki tantangan terhadap segmen pemilih paling banyak yaitu pemilih yang emosional. Yaitu pemilih yang memiliki preferensi pilihan kepada sosok yang sederhana dan dekat dengan rakyat," jelasnya.
